Ahli Arkeologi, Sinyalir Patung Yang diketemukan Warga Gondang Merupakan Arca Mahakala
Penemuan Arca oleh warga Gondang, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek awal Juli 2018 yang lalu, diyakini oleh salah satu ahli Arkeologi Balar sebagai patung penjaga.
Sugeng Riyanto, Ahli Balai Arkeologi (Balar) menyebut Arca yang diketemukan Saifudin (29) warga Gondang, Tugu, adalah Arca Mahakala atau yang dikenal dengan patung penjaga, Jumat (9/11/2018).
Ditemui saat berbincang bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek, Ir. Joko Irianto, Sugeng menuturkan, saya tadi sempat meninjau sebentar dan belum mendalam. Tentunya ada beberapa hal yang menarik sepertihalnya penemuan arca yang cukup jelas yang saya duga sebagai arca penjaga candi, terangnya.
Lebih lanjut ahli dari Balar ini menerangkan, biasanya arca penjaga di candi itu ada dua, yaitu Mahakala dan Nandiswara. Sedangkan untuk Arca yang diketemukan cukup jelas merupakan arca Mahakala yang berada pada sisi kanan, seharusnya yang di sisi kiri yaitu Nandiswara, imbuh Sugeng.
Untuk patung yang kedua, Sugeng Riyanto melihat terdapat fragmen Arca Nandi. Nandi itu menggambarkan Lembu yang menjadi kendaraan Dewa Siwa, namun untuk di Gondang ini hanya ditemukan bagian belakangnya saja, tutunya.
Melihat ukurannya, Nandi dan Arca Mahakala ini seimbang kurang lebih ada sekitar 50 cm dan tidak terlalu besar. Ini artinya keduanya satu konteks antara Nandi dengan Mahakala tadi.
Awal bulan Juli 2018, seorang remaja di Trenggalek menemukan sebuah Arca batu dan potongan arca berbentuk ekor Sapi di halaman rumahnya. Disinyalir patung-patung ini merupakan peninggalan Peradapan Hindu-Buddha di Nusantara.
Patung-patung ini ditemukan secara tidak sengaja, saat Saifudin (penemu) ingin meratakan halaman rumahnya karena banyak timbunan bebatuan.
Menanggapi penemuan Arca tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek menegaskan seperti kita ketahui didaerah kita ini memang banyak ditemukan, situs maupun benda purbakala yang tentunya perlu untuk diteliti, terang Joko Irianto.
Cuma kendala yang utama, kita ini tidak punya keahlian maupun tenaga ahli dibidah itu. Meskipun memiliki keterbatasan, kami tetap berusaha dengan cara berkomunikasi dan bekerjasama dengan Balai Arkeologi untuk menggali atau meneliti temuan-temuan tersebut.
Dengan digali lebih dalam tentunya kita berharap temuan-temuan ini akan lebih bermakna lagi dan bermanfaat terhadap potensi pariwisata kita.
Pariwisata kita sudah mulai menggeliat tentunya bila ditambah dan didukung dengan penemuan-penemuan seperti ini dapat memperkaya destinasi wisata yang kita miliki sekaligus dapat mengungkap sejarah Trenggalek lebih jauh lagi, tandasnya. (Humas)