Bupati Emil Dardak Ingin Pastikan Warga Prambon Terdampak Bencana Tanah Gerak Aman
Kearifan seorang pemimpin, yaitu memastikan warganya yang sedang kesusahan dalam kondisi aman. Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, selain terjun langsung meninjau rakyatnya yang terdampak bencana tanah gerak Dusun Mbiru RT. 39 dan 40 RW. 7 Pambon Kecamatan Tugu, dirinya juga ingin memastikan warganya yang terdampak aman dari bencana, Jumat (2/3).
Bupati mengambil langkah cepat dengan berkoordinasi dengan jajaran OPD terkait serta lintas instansi untuk melakukan langkah evakuasi sementara kepada warga masyarakat yang terdampak. Selain itu, Bupati juga meminta kepada semua jajarannya untuk segera mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum untuk sebagai tempat perlindungan warga sementara.
Dikonfirmasi mengenai langakah yang diambil kedepan untuk penanganan bencana ini, Dr. Emil Dardak menyatakan, "kita jangan berbicara langkah kedepan lebih dahulu, langkah sekarang ini bagaimana beliau-beliau ini selamat. Memang langkah terbaik yang harus kita ambil bersama adalah evakuasi dulu, karena kalau hujan deras potensi longsor bisa lebih besar lagi," ucap Emil Dardak.
"Kita belum bisa segera menyimpulkan jenis tanah gerak apa yang terjadi di Prambon ini. Tapi memang tanah di lokasi Dusun Mbiru ini mengalami kerawanan. Yang penting mayarakat sekarang sudah ada tempat untuk tidur dengan tenang. Kita akan lakukan operasi terpadu mulai dari Kepolisian, Koramil, Pemerintah Desa maupun Kecamatan, semuanya nanti keroyokan akan bikin posko."
"Baik posko aspek kesehatan, logistik ataupun segala macam yang akan terkonsentrasi dengan baik. Dan dalam waktu sesegera mungkin kami akan mendatangkan tim ahli, karena kita sudah MoU dengan UGM dan dengan persatuan teknik sipil Indonesia kita juga sudah berkoordinasi, untuk segera melihat persisnya kasus disini," jelasnya.
"Kalau kasus di Depok, Wonanti, Terbis dan beberapa tempat yang lain sudah dilihat, dan langkah-langkah telah diambil. BNPB pun saat ini telah berkoordinasi dengan kita, untuk membuat ketanggapan kita dalam menghadapi potensi bencana ini," imbuhnya.
"Kades sebenarnya sudah berkerja keras, dan telah berkoordinasi intens dengan saya selama ini. Saya yakin bahwasannya warga bisa tertangani tepat untuk permasalahan ini, mudah-mudahan bencana ini tidak meluas."
"Intinya tadi kita melihat titik-titik mana potensi meluas, sangat sulit dipetakan. Yang lain seperti kasus di Gading misalnya, utamanya di KM 16 dan 17 kita tahu bagaimana kira-kira Drainase dibuat untuk mencegah aliran air mengalir di tebing. Sedangkan di sini sudah sangat random atau acak sekali. Memang tantangannya cukup tinggi, sehingga kita harus melibatkan pakar-pakar, paling tidak untuk menggaris wilayah mana-mana yang harus dievakuasi dan mana – mana langkah penguatan yang harus dilakukan."
"Kepala Desa sudah mengambil langkah bagus dengan menata drainase namun skalanya sudah terlalu besar untuk ditangani," tandas Waketum APKASI ini.†(Humas)