KENAKAN BUSANA BATIK SHIBORI DENGAN JUMLAH PESERTA TERBANYAK, TRENGGALEK KEMBALI PECAHKAN REKOR MURI DI AKIR 2019

berita

23 December 2019

9807
KENAKAN BUSANA BATIK SHIBORI DENGAN JUMLAH PESERTA TERBANYAK, TRENGGALEK KEMBALI PECAHKAN REKOR MURI DI AKIR 2019

Kabupaten Trenggalek kembali mengukir prestasi pemecahan Rekor MURI di penghujung Tahun 2019. Pemecahan Rekor MURI kali ini masuk dalam kategori mengenakan busana Batik Shibori dengan jumlah peserta terbanyak, Sabtu (21/12). Tercatat oleh MURI, ada sebanyak 7575 peserta dari para guru IGTKI, guru PAUD, organisasi wanita, dan beberapa pegiat serta pelaku usaha batik di Kabupaten Trenggalek yang menjadi peserta pemecahan Rekor MURI pada kesempatan kali ini di Alun-alun Trenggalek.

 

Senior Manager Museum Rekor Dunia Indonesia, Ariana Siregar menyebut pemecahan Rekor MURI kali ini begitu luar biasa dan spektakuler. "Kami dari Museum Rekor Dunia Indonesia pada hari ini Sabtu 21 Desember 2019 kembali diundang oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menyaksikan kegiatan rekor yang sangat luar biasa, sangat spektakuler yaitu mengenakan Busana Batik Shibori oleh peserta terbanyak," ungkap Ariana.

 

Ariana juga menambahkan bahwa semula peserta mengenakan busana Batik Shibori yang diusulkan hanya sekitar 7000 peserta. Namun dikarenakan antusiasme masyarakat Trenggalek yang begitu luar biasa, jumlah peserta yang hadir melebih jumlah yang diajukan sebelumnya. "Yang semula ajuannya 7000 peserta setelah kami verifikasi di lapangan ada sebanyak 7575 peserta. Dan rekor ini kami abadikan di MURI pada urutan rekor yang ke 9379 dan kami catat sebagai rekor dunia," jelasnya.

 

Ditambahkan oleh Ariana Pemerintah Kabupaten Trenggalek saat ini sudah 6 kali tercatat prestasinya di MURI, pada tahun yang sama kemarin sajian nasi gegok terbanyak.

 

Sementara itu Ketua TP PKK Trenggalek yang sekaligus Ketua Dekranasda Trenggalek, Novita Hardini, SE mengaku bangga atas pemecahan Rekor MURI kali ini. Novita menuturkan bahwa pemecahan kali ini merupakan salah satu bentuk upaya dari Pemkab Trenggalek guna memberikan dorongan semangat kepada para pelaku UKM khususnya bagi para pengrajin batik. Selain itu pemecahan Rekor MURI ini juga dimaksudkan guna menutup Tahun 2019 di Kabupaten Trenggalek dengan torehan prestasi.

 

"Ini adalah salah satu upaya kami dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menyemangati geliat UKM yang ada di Kabupaten Trenggalek. Kalau membahas UKM berarti ini adalah dibawah naungan Dekranasda, ini adalah pemecahan Rekor MURI dengan peserta terbanyak 7575 peserta dengan menggunakan kain Shibori," tutur Novita Hardini Ketua Dekranasda Trenggalek.

Lebih lanjut, Novita mengatakan bahwa dalam jiwa seorang perempuan terdapat banyak sekali variabel. Bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu 2019, lewat acara seperti ini diharapkan olehnya dapat lebih memacu semangat mereka untuk menghadapi dinamika perkembangan dunia usaha.

"Saya bersyukur ini menjadi peringatan Hari Ibu di Tahun 2019 yang cukup sukses di Kabupaten Trenggalek," ungkapnya.

"Harapannya untuk pengrajin shibori, terus memacu kreatifitas, inovasi, dan mental dalam berusaha. Yang dimaksud mental dalam berusaha ini adalah never give up jadi apapun tantangannya tidak boleh mudah menyerah dan terus berinovasi apa yang disukai oleh pasar ya itu yang diberikan," imbuhnya melengkapi.

Sementara itu Plt.Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Trenggalek, Drs. Agoes Setiyono dikesempatan yang sama menjelaskan untuk pengrajin Batik Shibori di Kabupaten Trenggalek ada 23 pengrajin yang tergabung pada kelompok ibu-ibu dan kelompok lain 30 orang. "Kita juga berupaya mempromosikan produk Shibori yang nyaris masih perlu di Trenggalek, sehingga selain batik khas Trenggalek yang sudah diproduksi dan terkenal maka ada juga inovasi produk baru terkait dengan Shibori," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek