KENAKAN BUSANA BATIK SHIBORI DENGAN JUMLAH PESERTA TERBANYAK, TRENGGALEK KEMBALI PECAHKAN REKOR MURI DI AKIR 2019
Kabupaten
Trenggalek kembali mengukir prestasi pemecahan Rekor MURI di penghujung Tahun
2019. Pemecahan Rekor MURI kali ini masuk dalam kategori mengenakan busana
Batik Shibori dengan jumlah peserta terbanyak, Sabtu (21/12). Tercatat oleh
MURI, ada sebanyak 7575 peserta dari para guru IGTKI, guru PAUD, organisasi
wanita, dan beberapa pegiat serta pelaku usaha batik di Kabupaten Trenggalek
yang menjadi peserta pemecahan Rekor MURI pada kesempatan kali ini di Alun-alun
Trenggalek.
Senior
Manager Museum Rekor Dunia Indonesia, Ariana Siregar menyebut pemecahan Rekor
MURI kali ini begitu luar biasa dan spektakuler. "Kami dari Museum Rekor
Dunia Indonesia pada hari ini Sabtu 21 Desember 2019 kembali diundang oleh
Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menyaksikan kegiatan rekor yang sangat
luar biasa, sangat spektakuler yaitu mengenakan Busana Batik Shibori oleh
peserta terbanyak," ungkap Ariana.
Ariana
juga menambahkan bahwa semula peserta mengenakan busana Batik Shibori yang
diusulkan hanya sekitar 7000 peserta. Namun dikarenakan antusiasme masyarakat
Trenggalek yang begitu luar biasa, jumlah peserta yang hadir melebih jumlah
yang diajukan sebelumnya. "Yang semula ajuannya 7000 peserta setelah kami
verifikasi di lapangan ada sebanyak 7575 peserta. Dan rekor ini kami abadikan
di MURI pada urutan rekor yang ke 9379 dan kami catat sebagai rekor
dunia," jelasnya.
Ditambahkan
oleh Ariana Pemerintah Kabupaten Trenggalek saat ini sudah 6 kali tercatat
prestasinya di MURI, pada tahun yang sama kemarin sajian nasi gegok terbanyak.
Sementara
itu Ketua TP PKK Trenggalek yang sekaligus Ketua Dekranasda Trenggalek, Novita
Hardini, SE mengaku bangga atas pemecahan Rekor MURI kali ini. Novita
menuturkan bahwa pemecahan kali ini merupakan salah satu bentuk upaya dari
Pemkab Trenggalek guna memberikan dorongan semangat kepada para pelaku UKM
khususnya bagi para pengrajin batik. Selain itu pemecahan Rekor MURI ini juga
dimaksudkan guna menutup Tahun 2019 di Kabupaten Trenggalek dengan torehan
prestasi.
"Ini
adalah salah satu upaya kami dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk
menyemangati geliat UKM yang ada di Kabupaten Trenggalek. Kalau membahas UKM
berarti ini adalah dibawah naungan Dekranasda, ini adalah pemecahan Rekor MURI
dengan peserta terbanyak 7575 peserta dengan menggunakan kain Shibori,"
tutur Novita Hardini Ketua Dekranasda Trenggalek.
Lebih
lanjut, Novita mengatakan bahwa dalam jiwa seorang perempuan terdapat banyak
sekali variabel. Bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu 2019, lewat acara
seperti ini diharapkan olehnya dapat lebih memacu semangat mereka untuk
menghadapi dinamika perkembangan dunia usaha.
"Saya
bersyukur ini menjadi peringatan Hari Ibu di Tahun 2019 yang cukup sukses di
Kabupaten Trenggalek," ungkapnya.
"Harapannya
untuk pengrajin shibori, terus memacu kreatifitas, inovasi, dan mental dalam
berusaha. Yang dimaksud mental dalam berusaha ini adalah never give up jadi
apapun tantangannya tidak boleh mudah menyerah dan terus berinovasi apa yang
disukai oleh pasar ya itu yang diberikan," imbuhnya melengkapi.
Sementara
itu Plt.Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten
Trenggalek, Drs. Agoes Setiyono dikesempatan yang sama menjelaskan untuk
pengrajin Batik Shibori di Kabupaten Trenggalek ada 23 pengrajin yang tergabung
pada kelompok ibu-ibu dan kelompok lain 30 orang. "Kita juga berupaya
mempromosikan produk Shibori yang nyaris masih perlu di Trenggalek, sehingga selain
batik khas Trenggalek yang sudah diproduksi dan terkenal maka ada juga inovasi
produk baru terkait dengan Shibori," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek