TERJADI GERHANA MATAHARI CINCIN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA, PEMKAB TRENGGALEK GELAR SHALAT GERHANA DI MASJID BAITURAHMAN
Menyusul
terjadinya fenomena alam gerhana matahari cincin yang melewati wilayah
Indonesia, Pemerintah Kabupaten Trenggalek Kamis Siang (26/12) menggelar Shalat
Gerhana di Masjid Agung Baiturahman. Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin
bersama jajaran Kepala OPD dan Dandim 0806 serta masyarakat Trenggalek
mengikuti shalat sunnah yang dilaksanakan setiap terjadinya gerhana tersebut.
Gerhana Matahari Cincin terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, fenomena
alam tersebut melintasi di 25 Kabupaten/Kota dan 7 Provinsi seperti Aceh,
Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Utara.
Ketua MUI Trenggalek KH. Syafii, M.Hi menuturkan bahwa dilaksanakannya
Shalat Gerhana di Masjid Baiturahman Trenggalek tersebut berdasarkan ajaran
syariat Islam. Pada saat terjadi gerhana, umat Islam di seluruh dunia
melaksanakan shalat sunnah gerhana sebagai wujud rasa syukur atas kebesaran
Allah SWT sebagai pencipta alam semesta dan seisinya. "Jadi gerhana
matahari ini merupakan fenomena alam namun dibalik itu dalam rangka untuk
memberikan pembelajaran kepada masyarakat, maka Allah mensyariatkan yang
namanya shalat gerhana. Karena dengan demikian tidak ada anggapan bahwa gerhana
matahari karena kejadian selain Allah," ungkapnya.
Dengan dilaksanakan shalat gerhana maka kita menganggap bahwa semua
kejadian apapun di dunia ini adalah kehendak Allah. Meskipun Allah juga
memberikan syariat untuk melakukan sebuah wasilah atau berusaha.
Ditambahkan oleh Kyai Syafii bahwa adanya anggapan di masyarakat yang
menyebut legenda gerhana matahari dikarenakan adanya raksasa merupakan mitos
atau tatayur. Jadi kita mereka-reka bahwa kejadian gerhana matahari atau bulan
ini kalau di Jawa menganggap bahwa Batara Kala memakan bulan, agar tidak punya
keyakinan yang seperti itu maka Islam mensyariatkan yang namanya shalat gerhana.
Termasuk di zaman Nabi Muhammad juga terjadi gerhana pada waktu itu
ketepatan meninggalnya putra Nabi yang namanya Ibrahim. Masyarakat Arab
menganggap bahwa terjadinya gerhana ini karena meninggalnya putranya Nabi. Maka
akhirnya Allah memerintahkan kepada Nabi untuk melaksanakan yang namanya shalat
gerhana supaya masyarakat tahu paham bahwa fenomena alam adalah kehendak Allah.
"Pelajaran yang bisa diambil dari kejadian ini kita menganggap bahwa
kita ini menjadi abdi sebagai hamba Allah, mengabdi kepada Allah dengan tulus
ikhlas. Jadi kalau kita kerja karena Allah, beda kalau kita ini kerja karena
manusia. Kalau kita kerja karena Allah maka benar-benar kerja kita itu akan
menjadi orang yang ikhlas," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek