BERSAMA STAKE HOLDER TERKAIT, BUPATI NUR ARIFIN DENGARKAN KELUH KESAH WARGA TERDAMPAK PEMBANGUNAN BENDUNGAN BAGONG
Bersama stakeholder terkait, Bupati Trenggalek
Mochamad Nur Arifin turun langsung menemui warga Desa Sumurup terdampak
pembangunan Bendungan Bagong untuk mendiskusikan sekaligus menggali solusi atas
beberapa keluh kesah warga terkait proses pembangunan Bendungan Bagong, Selasa
(16/6).
Jaimin, salah satu perwakilan paguyuban Griya Mulya Desa
Sumurup mengatakan warga terdampak mendukung dengan adanya proyek strategis
nasional Bendungan Bagong yang rencananya akan dibangun. Selain itu juga
dikatakan olehnya bahwa warga Desa Sumurup menyambut baik beberapa stakeholder
terkait mulai dari Perhutani, BBWS Brantas, BPN, Kementerian PUPR, dan OPD yang
dihadirkan secara langsung oleh Bupati Trenggalek. Sehingga setiap keluh kesah
warga bisa dijawab secara langsung sesuai dengan tupoksi masing-masing
stakeholder tersebut.
Dikonfirmasi usai berdiskusi bersama warga, Bupati Trenggalek
Mochamad Nur Arifin menuturkan masyarakat terdampak menginginkan kejelasan
tahapan, untuk itu Bupati menjelaskan sampai saat ini proses pembangunan
Bendungan Bagong sudah memasuki tahapan pembebasan lahan.
Bupati menjelaskan saat ini BPN telah melakukan pengukuran
dan untuk beberapa bidang tanah sudah ada pengumuman, tinggal nanti masyarakat
koreksi kemudian baru dilaporkan untuk dilakukan appraisal.
Lebih lanjut untuk kawasan-kawasan yang berada di sekitar
batas hutan masih menunggu penetapan batas hutan, kemudian beberapa tim dari
Pemkab Trenggalek juga sudah memaparkan beberapa setplan, resettlement, atau
pemukiman baru di beberapa lokasi tanah.
Sementara itu dengan adanya usulan terkait lahan pengganti,
Pemkab akan membantu memfasilitasi warga untuk diantarkan ke lahan pengganti di
2 opsi lokasi yakni di Pacitan dan Wonogiri yang juga akan disurvey oleh tim.
Sehingga jika lahan penggantinya sudah ada karena mekanismenya masyarakat kan
cash and carry, nanti masyarakat dapat uang untuk beli lahan pengganti, lahan
penggantinya di tukar dengan kawasan hutan yang ada di Trenggalek untuk
dijadikan pemukiman baru.
Sedangkan terkait dengan fasum fasos akan dibicarakan dengan
pemrakarsa dalam hal ini BBWS Brantas bersama Pemerintah Kabupaten Trenggalek.
"Intinya kami sudah merencakan set plan, nah masyarakat
tadi sudah tau gambarnya bagaimana model rumahnya harapannya masyarakat bisa
paham," tutur Bupati Nur Arifin.
Terus proses pengerjaannya tahapan-tahapannya bulan ini di RB
sekian, pengerjaan direksi keet di RT 15. Kemudian nanti RT 13 dan RT 14 ada
penelitian geologi untuk mengetahui kondisi tanah.
"Nah ini semua juga disampaikan ke masyarakat jadi biar
masyarakat nanti tidak kaget tidak penolakan dan sebagainya, sehingga program
strategis nasional ini bisa berjalan," jelas Bupati.
"Langkah tercepat yang akan dilakukan untuk masyarakat
ya membantu mereka mencari lahan pengganti, terus kemudian kita usulkan TMKH
nya ke Kementerian LHK," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek