PEMKAB TRENGGALEK BEKALI PELATIHAN PEMBUATAN KEBIJAKAN SUKSESKAN 10 LMKM BAGI PETUGAS FASKES
Melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana yang bekerjasama dengan Global Aliance for Improved Nutrition (GAIN),
Pemerintah Kabupaten Trenggalek kembali menggelar pelatihan pembuatan kebijakan
10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) di Hotel Hayam Wuruk, Rabu
(17/6).
Kegiatan ini ditujukan untuk menyegarkan pengetahuan
sekaligus memfasilitasi para pembuat kebijakan di tingkat faskes dengan
mengembangkan strategi pelaksanaan 10 LMKM, guna mendorong peningkatan derajat
kesehatan masyarakat khususnya dalam hal pemberian ASI ekslusif secara lebih
optimal.
Dimasa pandemi covid-19, pelatihan yang diikuti oleh petugas
dari 25 fasyankes se Kabupaten Trenggalek ini digelar dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan, baik dengan menjaga jarak physical
distancing, penggunaan APD, pengecekan suhu tubuh, serta penggunaan teknologi
telemeeting dengan narasumber demi mencegah resiko penularan virus corona.
Pelatihan ini juga memberikan pengetahuan teknis dan
keterampilan yang terdiri dari mengidentifikasi masalah untuk tindakan
kebijakan, memeriksa data, konteks dan proses pembuatan kebijakan, meninjau
kebijakan yang ada, merumuskan solusi kebijakan untuk masalah yang
diidentifikasi, keterampilan teknis untuk membantu perumusan kebijakan demi
mensukseskan 10 LMKM di tingkat faskes masing-masing.
Plt. Kepala Dinkesdalduk & Kb, dr. Saeroni, MMRS
memaparkan pemberian (ASI) secara ekslusif memiliki peran sentral dalam
pencegahan stunting dan penurunan risiko morbiditas dan mortalitas yang disebabkan
oleh infeksi.
Selain itu, menyusui juga meningkatkan perkembangan kognitif
dan mencegah risiko obesitas dan diabetes di masa depan. Menyusui juga dapat
meningkatkan kualitas kedekatan ibu dan bayi yang memiliki dampak panjang bagi
kesehatan jiwa dan kemampuan partisipasi sosial anak.
Secara ekonomi, dr.Saeroni juga Secara juga menyebut
pemberian ASI ikut berdampak pada efisiensi biaya untuk wanita, keluarga,
masyarakat, sistem kesehatan dan negara. Efisiensi ini diperoleh lewat
berkurangnya pengeluaran untuk konsumsi susu formula dan perlengkapannya,
pengeluaran untuk pengobatan penyakit baik saat masa masih menyusui bahkan
sampai anak mencapai usia dewasa dimana ia tumbuh menjadi anak dengan imunitas
yang baik dan tidak rentan terhadap penyakit tidak menular kronis.
"Melihat luasnya dampak yang dirasakan dalam berbagai
lini dari aktivitas menyusui baik di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan
sosial, perlindungan anak, hingga pendapatan negara maka seharusnya menyusui
hendaknya menjadi tanggung jawab bersama," tutur dr.Saeroni.
Sementara itu di kesempatan yang sama, Distric Coordinator
GAIN, Suhardi, mengatakan GAIN sebagai mendukung upaya yang dilakukan Pemkab
Trenggalek dalam rangka mendorong pemberian ASI eksklusif.
"Harapan kami setiap fasyankes bisa menyusun draft di
setiap fasyankes masing-masing untuk mendukung 10 LMKM," harapnya. Diskominfo Trenggalek