Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Gandeng Puspa Agro Latih Siswa SMA Bertanam Metode Hidroponik
Ingin dekatkan pelajar dengan dunia pertanian, Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Timur menggandeng Puspa Agro menginisiasi Pelatihan
dan Lomba Hidroponik antar Sekolah se-Jawa Timur di Kabupaten Trenggalek, Senin
(22/10). Wakil Bupati Trenggalek H.Moch Nur Arifin menyambut
positif terselenggaranya pelatihan yang berlangsung di Pendhapa Manggala Praja
Nugraha ini.
Pelatihan di ikuti oleh 10 kelompok dari beberapa
Sekolah Menengah Atas dari Kabupaten Trenggalek. 1 Kelompok terdiri dari
8 siswa dengan mendapatkan pendampingan dari 2 orang guru masing-masing sekolah.
Direktur Utama Puspa Agro, Abdullah Muchibuddin, SE,
M.Ak mengaku ingin kembali bangkitkan minat dunia pertanian pada generasi muda
khususnya pelajar. Bagaimana anak muda kembali tertarik pada dunia
pertanian. Hidroponik bisa dikatakan memang sesuatu hal yang baru di
dunia teknologi pertanian, hidroponik bisa menjadi alternatif bagi para pelaku
usaha pertanian yang memiliki keterbatasan lahan, bahkan jika di kelola dengan
baik metode pertanian hidroponik bisa menghasilkan yang cukup menggiurkan.
"Kami ingin mengenalkan bahwa petani kedepan
sudah tidak petani konvensional lagi karena lahan pertanian semakin
terbatas. Hidroponik ini bisa bersusun, jadi dengan lahan sempit pun
masih bisa tanam dengan jumlah banyak. Sekali lagi saya sampaikan Ayo Kita
Bangga Menjadi Petani," ungkapnya.
Senada dengan Dirut Puspa Agro, Wakil Bupati
Trenggalek Nur Arifin yang membuka pelatihan juga mengatakan hidroponik punya
potensi perekonomian yang besar. Dikatakan Wakil Bupati termuda ini nilai
tambah hidroponik selain efisiensi lahan juga mempunyai keunggulan berupa
efisiensi waktu.
"Lahan semakin lama tidak semakin luas,
satu-satunya cara yang paling masuk akal adalah kita harus membangun yang
namanya portofolio bisnis. Di atas lahan yang tidak luas bisa ditanami
macam-macam komoditi secara hidroponik. Secara vertikal bisa di tumpuk
banyak dan itu nilai ekonomisnya bagus tidak seperti orang yang menanam di
hutan yang harus nunggu 4 sampai 5 tahun," tutur Wakil Bupati.