Dirjen Bina Marga Tanggapi Serius Penanganan Tebing Jalan di Raya Trenggalek-Ponorogo
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Arie Setiadi Moerwanto tanggapi serius penanganan tebing jalan yang sering longsor di Jalan Raya Trenggalek – Ponorogo. Dalam kunjungannya di Kabupaten Trenggalek Senin (6/2), salah satu pejabat tinggi di Kementrian PUPR tersebut tidak ingin terburu-buru dan tambal sulam dalam penanganan kasus ini.
Balai Besar Jalan Nasional diminta untuk mendalami permasalahan ini dengan serius, termasuk dengan mendalami geotekhnik tanah di lokasi kejadian untuk digunakan dasar penyusunan DED penanganan permasalahan ini.
Dikonfirmasi mengenai penanganan tebing jalan di KM 16 dan 17 Raya Trenggalek - Ponorogo yang sering longsor, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Surabaya, I Ketut Dharmawahana menyatakan "kita sedang membuat DEDnya dan dijadwalkan dalam kurun waktu satu minggu kedepan akan selesai melakukan penyelidikan tanah untuk menghasilkan DED yang maksimal," ujarnya.
"Kalau tidak pakai hasil tanah pastinya akan tidak bisa maksimal penanganannya nanti," imbuh kepala Balai Jalan ini.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga, Arie Setiadi Moerwanto menambahkan, "jadi kami tidak main – main dalam hal ini. Artinya masalah Geotekhnik yang cukup rumit. Sehingga kita tidak bisa tambal sulam dan lain-lain. Sehingga kami ingin bikin desain yang mendasar," ucapanya.
"Saya tidak mau tambal sulam dan dalam kurun waktu dekat sudah rusah lagi. Karena disitu juga akan ada Bendungan Tugu, kalau nanti longsor bisa masuk kedalam tampungan air yang bisa mengakibatkan pendangkalan sehingga bisa sangat merugikan."
"Inilah efek domino yang bisa terjadi bila kita tidak merencanakan penanganan tebing ini dengan baik. Makanya tadi saya juga telah berkomunikasi dengan Pak Dirjen Sumberdaya Air, permasalahan ini akan kita tangani bersama," imbuhnya.
"Sehingga dengan penanganan bersama ini, permasalahan transportasinya dapat terpecahkan dan dampak negatif dari bendungan ini bisa dihindari," tandas Arie (Humas)