Festival Kopi Trenggalek 2018, Bangkitkan Potensi Industri Kopi di Selingkar Wilis
Puluhan pengusaha
muda dan petani dari berbagai Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang bergelut
dalam industri kopi meramaikan Festival Kopi Trenggalek 2018. Selain
suguhkan ilmu tentang industri kopi, festival kopi juga dimaksudkan untuk memperkenalkan
kopi asli daerah Trenggalek. Event yang terselenggara berkat kerjasama
antara Pemkab Trenggalek dengan Bank Indonesia berlangsung selama 2 hari mulai
tanggal 20 hingga 21 Oktober di Alun-alun Trenggalek.
Kopi saat ini
merupakan suatu komoditas yang memiliki prospek cemerlang ditengah geliat
perekonomian masyarakat. Seperti yang dituturkan Kepala Bank Indonesia
(BI) Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah saat menghadiri festival ini, kopi
mempunyai masa depan cerah di Republik Indonesia, saking cerahnya saat ini
sudah ada Kabupaten Bondowoso yang menyebut wilayahnya menjadi "Republik
Kopi".
Begitu banyak
varietas kopi yang ada di Jawa Timur seperti kopi raung, ijen, bondowoso,
bahkan dari Trenggalek sendiri ada jenis kopi yang kini gencar di promosikan
yakni Kopi Van Dilem. Menurutnya, komoditas kopi di tingkat dunia saat
ini menuntut supply dan demand yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, hal
itu bisa di pandang sebagai potensi jalan mendongkrak kesejahteraan bagi petani
kopi.
"Yang paling
penting petani itu bisa berkembang dengan menanam kopi," ujar Difi
Johansyah.
Selain Bazar Kopi dan
Diskusi Bedah Potensi Kopi, Festival Kopi Trenggalek juga diramaikan dengan
kegiatan lain yang tidak kalah meriahnya. Ada Kontes Manual Brewing yang
diikuti oleh 30 peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur. Dengan metode
manual brewing v60, berbagai teknik penyajianpun ditunjukkan para barista mulai
dari pengaturan suhu air, penggilingan biji kopi, proses penyaringan, hingga
menghasilkan cita rasa kopi terbaik yang memanjakan para penikmat kopi.
Bupati Trenggalek
Dr.Emil Elestianto Dardak, M.Sc yang ikut mencicipi sajian kopi di Festival ini
menuturkan Trenggalek sebagai salah satu daerah selingkar Wilis juga memiliki
potensi kopi yang bagus. Tidak hanya di Desa Dompyong yang terkenal
dengan Kopi Van Dilemnya, daerah lain di Kabupaten Trenggalek pun kini juga
sudah mulai ditanami kopi.
Dituturkan oleh
Bupati Emil perkembangan inovasi di hulu industri penanaman kopi saat ini sudah
cukup cepat, tanam kopi tidak perlu menunggu lama untuk dapat berbuah bahkan
ada yang cukup 3 tahun sudah bisa di panen.
"Tujuan dari
festival kopi sebenarnya adalah mengenalkan budaya inovasi baik di hulu maupun
hilir dari industri kopi itu sendiri," ungkap Bupati.
"Di Trenggalek
sendiri di Dilem Wilis kita juga punya daya tarik agrowisata yang dikembangkan
secara maksimal dengan dukungan dari Kementerian Pertanian. Dan
harapannya kita bisa membangkitkan lagi ke khas an (kopi) yang ada di
Trenggalek," imbuhnya