JELANG BULAN PUASA, TPID TRENGGALEK ANTISIPASI KENDALIKAN INFLASI

berita

02 May 2018

9400
JELANG BULAN PUASA, TPID TRENGGALEK ANTISIPASI KENDALIKAN INFLASI

Menjelang bulan puasa yang jatuh pada bulan Mei 2018, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Trenggalek yang beranggotakan 30 orang melakukan koordinasi antisipasi melonjaknya harga komoditas dengan Bank Indonesia Cabang Kediri dan Perum Bulog, Senin (30/4). Rapat koordinasi yang berlangsung di Gedung Bhawarasa ini dipimpin oleh Asisten Perekonomian, Pembangunan, dan Kesejahteraan Sekda Trenggalek Ir.Agung Sudjatmiko, M.Si dan dihadiri oleh Manager fungsi data statistik, ekonomi, keuangan dari Kantor perwakilan Bank Indonesia Kediri Yudo Herlambang selaku pemateri.

Menjaga laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Hal itulah yang kini tengah diupayakan oleh TPID Trenggalek untuk diimplementasikan pada momen-momen menjelang bulan puasa atau hari raya dimana pada waktu tersebut tingkat konsumsi masyarakat akan suatu komoditas bahan pokok meningkat.

Langkah-langkah antisipatif dalam menjaga laju inflasi yang dilakukan TPID nanti dapat dituangkan dan dijadikan pijakan oleh Pemerintah Daerah dalam mengambil kebijakan kedepan. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah melakukan operasi pasar dan juga penguatan sistem logistik yang ada di Kabupaten Trenggalek.  Operasi pasar akan diambil oleh TPID jika pada suatu komoditas telah terjadi kenaikan harga yang cukup pesat, dari hal tersebut diharapkan harga komoditas yang harganya terus merangkak naik dapat ditekan sehingga produktifitas dan daya beli masyarakat tetap terjaga tanpa terganggu adanya inflasi.

Yudo Herlambang selaku perwakilan Bank Indonesia Cabang Kediri saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa TPID Kabupaten Trenggalek perlu melakukan langkah antisipatif guna menjaga laju inflasi di bulan puasa tetap rendah dan stabil. Dirinya menuturkan langkah awal yang bisa diambil adalah identifikasi data dilapangan tentang komoditas yang mempunyai potensi kenaikan harga yang signifikan.

"TPID perlu mengidentifikasi harga komoditas-komoditas apa yang biasanya naik pada tahun-tahun sebelumnya, misalkan beras, telur ayam ini perlu diidentifikasi dulu.  Sehingga apabila sudah diidentifikasi maka kita melakukan survey permulaan ke pasar harga pada saat ini berapa. Apabila ada kenaikan harga maka kita melakukan intervensi, baik itu melalui operasi pasar dengan komoditas yang terbatas atau tertutup," tegasnya.

Ia juga mengingatkan kepada masyarakat luas untuk bisa menahan diri dengan cara membeli bahan pokok seperti layaknya hari-hari biasa, bukan justru memborong dengan jumlah berlebih yang bisa menjadi salah satu faktor pemicu inflasi.

"Masyarakat juga perlu mengerem konsumsinya. Konsumsi yang berlebih kan juga mubadzir, sehingga konsumsi seperlunya seperti biasanya saja. Tidak perlu memborong komoditas yang biasanya dimakan, tetap saja seperti biasanya saja," pungkasnya. (Dinas Kominfo Kab. Trenggalek)