JELANG BULAN PUASA, TPID TRENGGALEK ANTISIPASI KENDALIKAN INFLASI
Menjelang bulan puasa yang jatuh pada bulan Mei 2018, Tim
Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Trenggalek yang beranggotakan 30
orang melakukan koordinasi antisipasi melonjaknya harga komoditas dengan Bank
Indonesia Cabang Kediri dan Perum Bulog, Senin (30/4). Rapat koordinasi yang
berlangsung di Gedung Bhawarasa ini dipimpin oleh Asisten Perekonomian,
Pembangunan, dan Kesejahteraan Sekda Trenggalek Ir.Agung Sudjatmiko, M.Si dan
dihadiri oleh Manager fungsi data statistik, ekonomi, keuangan dari Kantor
perwakilan Bank Indonesia Kediri Yudo Herlambang selaku pemateri.
Menjaga laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan
prasyarat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya
memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Hal itulah yang kini tengah
diupayakan oleh TPID Trenggalek untuk diimplementasikan pada momen-momen
menjelang bulan puasa atau hari raya dimana pada waktu tersebut tingkat
konsumsi masyarakat akan suatu komoditas bahan pokok meningkat.
Langkah-langkah antisipatif dalam menjaga laju inflasi yang
dilakukan TPID nanti dapat dituangkan dan dijadikan pijakan oleh Pemerintah
Daerah dalam mengambil kebijakan kedepan. Salah satu langkah yang bisa diambil
adalah melakukan operasi pasar dan juga penguatan sistem logistik yang ada di
Kabupaten Trenggalek. Operasi pasar akan diambil oleh TPID jika pada
suatu komoditas telah terjadi kenaikan harga yang cukup pesat, dari hal
tersebut diharapkan harga komoditas yang harganya terus merangkak naik dapat
ditekan sehingga produktifitas dan daya beli masyarakat tetap terjaga tanpa
terganggu adanya inflasi.
Yudo Herlambang selaku perwakilan Bank Indonesia Cabang
Kediri saat dikonfirmasi mengungkapkan bahwa TPID Kabupaten Trenggalek perlu
melakukan langkah antisipatif guna menjaga laju inflasi di bulan puasa tetap
rendah dan stabil. Dirinya menuturkan langkah awal yang bisa diambil adalah
identifikasi data dilapangan tentang komoditas yang mempunyai potensi kenaikan
harga yang signifikan.
"TPID perlu mengidentifikasi harga komoditas-komoditas
apa yang biasanya naik pada tahun-tahun sebelumnya, misalkan beras, telur ayam
ini perlu diidentifikasi dulu. Sehingga apabila sudah diidentifikasi maka
kita melakukan survey permulaan ke pasar harga pada saat ini berapa. Apabila
ada kenaikan harga maka kita melakukan intervensi, baik itu melalui operasi
pasar dengan komoditas yang terbatas atau tertutup," tegasnya.
Ia juga mengingatkan kepada masyarakat luas untuk bisa
menahan diri dengan cara membeli bahan pokok seperti layaknya hari-hari biasa,
bukan justru memborong dengan jumlah berlebih yang bisa menjadi salah satu
faktor pemicu inflasi.
"Masyarakat juga perlu mengerem konsumsinya. Konsumsi
yang berlebih kan juga mubadzir, sehingga konsumsi seperlunya seperti biasanya
saja. Tidak perlu memborong komoditas yang biasanya dimakan, tetap saja seperti
biasanya saja," pungkasnya. (Dinas Kominfo Kab.
Trenggalek)