PELATIHAN HANDYCRAFT BAGI TUNADAKSA OLEH DINSOS PPPA RESMI DITUTUP ASDA I SUGENG WIDODO
Setelah selama 10 hari
berlangsung, akhirnya Pelatihan Handycraft bagi disabilitas tunadaksa yang
diadakan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak di
Loka Bina Karya Kedunglurah resmi ditutup oleh Asisten I Sekda, Sugeng Widodo,
S.H., Rabu (30/10). Pelatihan Handycraft yang diikuti oleh 20 orang disabilitas
tunadaksa ini merupakan pelatihan gelombang ke 2 di Tahun 2019 yang diadakan
Dinsos bagi disabilitas tunadaksa, mereka dibekali pelatihan keterampilan
berupa praktek langsung membuat kerajinan tangan (handycraft) seperti tas,
boneka, dan beberapa kerajinan tangan lainnya.
Saat menutup pelatihan, Asda I Sekda Sugeng
Widodo, S.H. mengapresiasi peserta pelatihan yang sudah bersungguh-sungguh
mengikuti pelatihan handycraft di LBK Kedunglurah. Asda I menuturkan dengan
mengikuti pelatihan ini, artinya peserta pelatihan telah ikut membantu
mensukseskan program Pemkab Trenggalek untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Dimana salah satunya untuk mendorong kreatifitas masyarakatnya, sejalan dengan
Jargon "Trenggalek MEROKET" yang terus digaungkan oleh Bupati
Trenggalek Mochamad Nur Arifin. "Dengan mengikuti pelatihan ini artinya
Bapak ibu sekalian sudah membantu upaya pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk
mensejahterakan masyarakatnya," tutur Asda I disela sambutannya. "Setelah
selesai mengikuti pelatihan ini jangan pernah berhenti belajar, mari senantiasa
kita tingkatkan keterampilan kita, kita asah terus ilmu yang sudah diberikan
oleh para narasumber agar semakin hari hasil karya yang sudah dihasilkan
melalui pelatihan ini kualitasnya akan semakin baik," imbuhnya melengkapi.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Trenggalek,
Novita Hardini, SE yang juga hadir pada kesempatan tersebut, untuk menunjang
keberlangsung produk yang dihasilkan para disabilitas tunadaksa ini, Novita
mengaku siap membantu pemasaran produk-produk peserta pelatihan untuk melalui
Galery Gemilang yang ada di pusat kota Trenggalek.
"Solusi dari Pemkab, selaku Ketua
Dekranasda saya membuka peluang bagi yg produk difabel ini untuk dipasarkan
melalui galeri gemilang, lalu dipasarkan juga melalui Sarinah yang ada di
Jakarta. Karena menurut saya pribadi ada beberapa yang bisa masuk ke
Sarinah," terang Ketua Dekranasda Trenggalek, Novita Hardini.
Lebih lanjut, Novita Hardini juga mengharapkan
kepada peserta pelatihan untuk bisa terus menjalin komunikasi yang baik dengan
Dekranasda, dengan harapan bisa mendongkrak nilai jual produk yang dihasilkan
melalui beberapa tempat display yang komprehensif seperti galeri gemilang,
pusat oleh-oleh di lokasi wisata, serta tempat lain yang memadai.
"Saya harap dengan meningkatnya peluang
ini bisa diserap oleh kaum difabel untuk bisa bekerja sama dengan kami
(Dekranasda) juga, bisa menjalin komunikasi dengan baik sehingga yang dibuat
ini bisa naik nilai jualnya," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek