PJ. BUPATI TRENGGALEK SAMPAIKAN TANGGAPAN TERKAIT KABAR POTENSI TSUNAMI DI SELATAN JAWA

berita

30 September 2020

9724
PJ. BUPATI TRENGGALEK SAMPAIKAN TANGGAPAN TERKAIT KABAR POTENSI TSUNAMI DI SELATAN JAWA

Penjabat Sementara Bupati Trenggalek, Drs.Benny Sampirwanto, M.Si memberikan tanggapan terkait maraknya kabar yang beredar di masyarakat tentang potensi tsunami di selatan Pulau Jawa.

Sebelumnya, terdapat pemberitaan yang memuat hasil riset para peneliti sebuah universitas di Indonesia. Dimana hasil riset potensi tsunami di selatan Jawa tersebut juga telah diterbitkan dalam sebuah jurnal keilmuan.

Disampaikan oleh Pj. Bupati, bahwa adanya potensi megathrust yang ditulis para ahli pada jurnal tersebut sejatinya digunakan untuk kalangan intern para ahli, dan bukan untuk publik secara langsung.

Tanggapan ini disampaikan oleh Pj.Bupati selepas mengikuti webinar dari Pemprov Jatim yang menghadirkan Gubernur Jatim, para pakar, dan kepala daerah di wilayah selatan Jawa Timur, Selasa (29/9/2020).

Selain itu, Pj.Bupati menjelaskan bahwa kemungkinan terjadi megathrust yang tertulis pada jurnal tersebut memang berpotensi terjadi. Namun potensi yang ada bukanlah sebuah prediksi, melainkan skenario terburuk apabila pergeseran lempeng benar-benar terjadi, meskipun kemungkinannya sangatlah kecil.

Masyarakat dihimbau tidak panik, namun tetap waspada. Pria yang sehari-hari bertugas sebagai Kepala Diskominfo Prov Jawa Timur ini menghimbau masyarakat Trenggalek tidak perlu panik secara berlebihan, kendati demikian masyarakat tetap diminta meningkatkan kesiapsiagaan untuk mewaspadai potensi bencana yang bisa saja terjadi.

"Masyarakat tidak perlu resah, karena sekali lagi megathrust atau tsunami yang lebih dari 20 meter tadi itu hanya potensi. Dan itupun kemungkinannya juga tadi jika terjadi ada dua lempeng yang diujung Pulau Jawa terjadi," ungkap Drs.Benny saat memberikan konfirmasi kepada Tim Kominfo Trenggalek.

Menurut Drs. Benny, kewaspadaan kesiapsiagaan dalam memitigasi potensi bencana dari masyarakat adalah hal yang terpenting. Dijelaskan oleh Pj. Bupati Benny misalkan terdapat gempa bumi lebih dari 20 detik, maka masyarakat harus langsung menuju ke tempat evakuasi, dan tidak perlu menunggu peringatan dari alat Early Warning System (EWS).

"Karena tadi tenaga ahli mengatakan kita tidak perlu menunggu EWS, begitu gempa 20 detik lebih kita lebih baik kesana (tempat evakuasi)," ungkapnya.

Disisi lain, alumni Universitas Negeri Jember ini mengatakan Pemkab akan mengambil beberapa tindakan untuk memitigasi potensi bencana yang ada. Salah satunya adalah mempersiapkan sarana dan prasarana berupa EWS di 3 titik paling rawan yang berhadapan dengan Samudera Hindia, yakni Watulimo, Panggul, dan Munjungan. Diskominfo Trenggalek