AKBAR NOVIANTO HADANINGPUTRA. ASN TRENGGALEK YANG WAKILI INDONESIA IKUTI PROGRAM JANESYS DI JEPANG

berita

25 May 2018

1813
AKBAR NOVIANTO HADANINGPUTRA. ASN TRENGGALEK YANG WAKILI INDONESIA IKUTI PROGRAM JANESYS DI JEPANG

TRENGGALEK – Pemerintah Kabupaten  Trenggalek kembali mengambil peran serta dalam event dunia, kali ini melalui Program JENESYS (Japan – East Asia Network of Exchange for Student and Youths) dimana program ini melibatkan 1 (satu) ASN Muda Pemkab Trenggalek, yaitu Akbar Novianto Hadaningputra, S.Pi, M.Si. (32 tahun) yang kini menjabat sebagai Kasubid. Sosial dan Kesejahteraan Rakyat, Bidang Perencanaan Sosial, Budaya dan Pemerintahan BAPPEDALITBANG.

“Kami 14 ASN Muda dan 10 Diplomat Muda asal Indonesia diberi kesempatan Pemerintah  Jepang mewakili Indonesia untuk mengikuti Program JENESYS yang merupakan bagian dari Program Peningkatan Pemahaman terhadap Jepang dalam rangka pertukaran pemuda antar negara. Kami juga diundang dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia” ujar Akbar yang merupakan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Indonesia (UI) ini.

Program Kementerian Luar Negeri Jepang melalui JICE (Japan International  Cooperation Center) tersebut merupakan salah satu program dalam rangka membangun fondasi persahabatan dan kerjasama antara pemerintah Jepang dan negara-negara di Asia Pasifik termasuk Indonesia. Program JENESYS diselenggarakan dalam beberapa batch/group, dalam batch 9 (politics) yang bertema Exchange of Young Government Officer, seluruh peserta adalah ASN muda yang berusia maksimal 35 tahun dan sedang menduduki jabatan struktural.  ASN yang diundang dalam program ini berasal dari Pemprov Aceh, Pemprov Sumatera Utara, Pemprov Jawa Timur, Pemprov Sulawesi Selatan, Pemprov Papua, Pemkab Sedang Bedagai, Pemkab Banyuwangi, Pemkab Trenggalek, Pemkot Makassar, Pemkab Supiori Papua, perwakilan dari Kepolisian dan perwakilan Perguruan Tinggi.

“Tentu merupakan suatu kebanggaan untuk saya, bisa mewakili Trenggalek, merepresentasikan pemuda Indonesia, menyampaikan potensi dan inovasi daerah dan mengenal ASN berprestasi yang berasal dari daerah dan negara lain dengan spesialisasi yang beragam. Pemerintah Jepang melalui Kementerian Luar Negeri, mengharapkan kami dapat bertukar informasi tentang inovasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik sekaligus menyampaikan hal-hal baik tentang Jepang saat kami kembali ke Indonesia ” kata Akbar yang juga merupakan lulusan terbaik Diklat PIM IV Tahun 2017 ini.

Program ini  diselenggarakan pada tanggal 19 s/d 27 Pebruari 2018 yang lalu di 2 (dua) kota di Jepang yakni Tokyo dan Wakayama. Dalam rangkaian kegiatan tersebut seluruh peserta program melaksanakan kunjungan kehormatan diantaranya ke Mejelis rendah (DPR), Kedutaan Besar Indonesia  di Tokyo, beberapa instansi Pemda dan tempat pelayanan publik, kepolisian daerah, industri lokal, pusat studi tsunami serta ke situs budaya dan bangunan bersejarah yang ada di Jepang. Selain visitasi ke beberapa tempat, setiap harinya dilaksanakan Workshop/Diskusi yang membahas penyelenggaraan pemerintahan, inovasi program pembangunan dan pelayanan publik di Jepang.

“Beberapa hal-hal positif tentang negara Jepang, diantaranya adalah tentang kedisplinan dan ketekunan orang-orang Jepang yang membawa Jepang bangkit setelah kalah dalam Perang Dunia II kemudian kini menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-3 (tiga) di dunia. Selain Jepang maju dalam pengembangan teknologi, Jepang juga sangat serius menjaga kelestarikan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, terbukti beberapa situs budaya mereka menjadi situs warisan dunia UNESCO. Jepang  juga sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat rentan terutama difable dan lansia, sehingga fasilitas-fasilitas umum dan tempat-tempat pelayanan publik seluruhnya harus ramah dan mudah diakses oleh masyarakat berkebutuhan khusus. Pemerintah Jepang juga secara aktif melibatkan masyarakat luas dalam berbagai proses pembangunan untuk meningkatkan rasa memiliki. Sementara terkait kemiskinan, sangat sulit mengidentifikasi kemiskinan di Jepang karena orang-orang Jepang sulit mengaku “miskin” padahal Pemerintah menghitung setidaknya ada 16 % warga Jepang yang hidupnya dibawah standar hidup layak dan harus diintervensi dengan program pemerintah, tentunya fenomena sosial ini berbanding terbalik dengan fenomena yang terjadi di Indonesia. Hal lainnya yang bisa direplikasi di Indonesia adalah cara Pemerintah Jepang mendidik masyarakatnya untuk siap menghadapi bencana mengingat Jepang dan Indonesia memiliki kesamaan merupakan daerah rawan dan rentan bencana alam (gempa bumi, tsunami, banjir, longsor dll)” jelas Akbar dalam resume laporan kunjungan Program JENESYS.

Sementara Plt. Bupati Trenggalek, H. Mochamad Nur Arifin menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas hadirnya perwakilan Kabupaten Trenggalek pada event tingkat dunia tersebut, dan berharap ilmu yang didapat selama di Jepang bisa direplikasi dan diimplementasikan dan bermanfaat untuk masyarakat Kabupaten Trenggalek. Bappelitbangda Trenggalek