BERTAMBAH 1 LAGI PASIEN TERKONFIRMASI POSITIF DI TRENGGALEK, PASIEN 13 DARI DESA KARANGGANDU

berita

09 June 2020

1939
BERTAMBAH 1 LAGI PASIEN TERKONFIRMASI POSITIF DI TRENGGALEK, PASIEN 13 DARI DESA KARANGGANDU

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengumumkan terdapat penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi positif covid-19 di Kabupaten Trenggalek. Laki-laki berusia 55 tahun warga Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo yang selanjutnya di sebut dengan Pasien 13 Trenggalek, Senin (8/6).

Pasien 13 menjadi tahapan baru karena jika pada kasus lain memiliki riwayat sebagai pemudik atau orang yang bersentuhan dari daerah terjangkit covid-19, namun pada pasien 13 ini tidak ditemukan riwayat memiliki perjalanan dari luar Trenggalek meskipun berinteraksi dengan orang luar Trenggalek.

Maka Pemkab masih terus melakukan pendalaman untuk dipastikan apakah kasus pasien 13 ini termasuk transmisi lokal. Jika memang benar artinya Trenggalek memungkinkan tingkat kedaruratannya bertambah.

"Tetapi sekali lagi kita masih melakukan tracing," tutur Bupati.

Dapat kami sampaikan bahwa riwayat perjalanan atau indikasi resiko tertular dari pasien 13 yakni sehari-hari bekerja sebagai petani hutan. Kemudian menjual hasil panen seperti durian dan sebagainya kepada pengepul yang memang beberapa pengepul dan pembeli ada beberapa yang dari luar kota.

Pada 15 Mei 2020 pasien 13 mengeluh sakit gigi dan keesokan harinya dibawa ke klinik kemudian pada 2 Juni kembali ke klinik karena sakit gigi sudah disertai bengkak dan atas permintaan sendiri dirujuk di RSUD dr.Soedomo.

3 Juni 2020 yang bersangkutan masuk rumah sakit, dan sesuai SOP di rumah sakit maka dilakukan rapid tes yang hasilnya reaktif. Selanjutnya dilakukan spesimen swab pada 5 Juni kemudian pasien keluar rumah sakit atas permintaan sendiri dan 7 Juni hasil swab dinyatakan positif covid-19.

Saat ini kontak erat yang sudah mampu di identifikasi terdapat 10 orang yang berasal dari Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu. Yang pertama adalah istri sebagai ibu rumah tangga dan pembuat reyeng, kemudian suami dari anak pertama, anak kedua (34) dimana sehari-hari sebagai nelayana tetapi juga sesekali menjadi sopir carteran.

"Ini menjadi salah satu penekanan kami juga untuk dilakukan pendalaman, apakah selama menjadi sopir carteran melakukan kegiatan diluar kota atau," jelasnya.

Kontak erat lainnya adalah istri dari anak kedua, cucu, anak ketiga yang tinggal di Desa Tasikmadu, Istri dari anak ketiga, cucu, kemudian kakak pasien dan anaknya.

Selanjutnya hasil rapid tes kontak erat semua non reaktif tapi kemudian tracing terus dikembangkan. Salah satunya adalah ke beberapa anak atau keluarga yang memiliki resiko atau riwayat perjalanan ke luar kota juga dilakukan tracing ke lingkungan sekitar khususnya yang di depan rumah, tetangga sekitar.

"Jadi tracing terus kita laksanakan dan kita akan mengumumkan apakah betul pasien 13 ini adalah 1 atau kasus pertama untuk transmisi lokal atau kami berharap semoga ini tidak transmisi lokal," ungkap Bupati Nur Arifin.

Sehingga Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengambil langkah pasien 13 di isolasi di Asrama BKD, dengan adanya pasien 13 ini maka sekarang ada 8 orang yang sedang menjalani isolasi di Asrama BKD yang tidak memiliki riwayat sakit.

Selain itu Bupati juga meminta kepada semua orang yang pernah berinteraksi langsung dengan pasien 13 agar segera melapor kepada petugas puskesmas terdekat untuk dilakukan tracing atau penelusuran.

Mengingat bahwa masih dimungkinkan ada penambahan kasus dari kluster pendatang atau pemudik maka Bupati memerintahkan kepada petugas checkpoint untuk memperketat SOP. Kedepan semua pendatang yang masuk dari daerah beresiko tinggi akan dilakukan rapid tes, bagi yang hasil rapidnya reaktif akan di isolasi di Kabupaten sampai dinyatakan benar-benar negatif corona. Diskominfo Trenggalek