BERTAMBAH 1 LAGI PASIEN TERKONFIRMASI POSITIF DI TRENGGALEK, PASIEN 13 DARI DESA KARANGGANDU
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengumumkan
terdapat penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi positif covid-19 di
Kabupaten Trenggalek. Laki-laki berusia 55 tahun warga Desa Karanggandu
Kecamatan Watulimo yang selanjutnya di sebut dengan Pasien 13 Trenggalek, Senin
(8/6).
Pasien 13 menjadi tahapan baru karena jika pada kasus lain memiliki
riwayat sebagai pemudik atau orang yang bersentuhan dari daerah terjangkit
covid-19, namun pada pasien 13 ini tidak ditemukan riwayat memiliki perjalanan
dari luar Trenggalek meskipun berinteraksi dengan orang luar Trenggalek.
Maka Pemkab masih terus melakukan pendalaman untuk dipastikan apakah kasus
pasien 13 ini termasuk transmisi lokal. Jika memang benar artinya Trenggalek
memungkinkan tingkat kedaruratannya bertambah.
"Tetapi sekali lagi kita masih melakukan tracing," tutur Bupati.
Dapat kami sampaikan bahwa riwayat perjalanan atau indikasi resiko
tertular dari pasien 13 yakni sehari-hari bekerja sebagai petani hutan.
Kemudian menjual hasil panen seperti durian dan sebagainya kepada pengepul yang
memang beberapa pengepul dan pembeli ada beberapa yang dari luar kota.
Pada 15 Mei 2020 pasien 13 mengeluh sakit gigi dan keesokan harinya dibawa
ke klinik kemudian pada 2 Juni kembali ke klinik karena sakit gigi sudah
disertai bengkak dan atas permintaan sendiri dirujuk di RSUD dr.Soedomo.
3 Juni 2020 yang bersangkutan masuk rumah sakit, dan sesuai SOP di rumah
sakit maka dilakukan rapid tes yang hasilnya reaktif. Selanjutnya dilakukan
spesimen swab pada 5 Juni kemudian pasien keluar rumah sakit atas permintaan
sendiri dan 7 Juni hasil swab dinyatakan positif covid-19.
Saat ini kontak erat yang sudah mampu di identifikasi terdapat 10 orang
yang berasal dari Desa Karanggandu dan Desa Tasikmadu. Yang pertama adalah istri
sebagai ibu rumah tangga dan pembuat reyeng, kemudian suami dari anak pertama,
anak kedua (34) dimana sehari-hari sebagai nelayana tetapi juga sesekali
menjadi sopir carteran.
"Ini menjadi salah satu penekanan kami juga untuk dilakukan
pendalaman, apakah selama menjadi sopir carteran melakukan kegiatan diluar kota
atau," jelasnya.
Kontak erat lainnya adalah istri dari anak kedua, cucu, anak ketiga yang
tinggal di Desa Tasikmadu, Istri dari anak ketiga, cucu, kemudian kakak pasien
dan anaknya.
Selanjutnya hasil rapid tes kontak erat semua non reaktif tapi kemudian
tracing terus dikembangkan. Salah satunya adalah ke beberapa anak atau keluarga
yang memiliki resiko atau riwayat perjalanan ke luar kota juga dilakukan
tracing ke lingkungan sekitar khususnya yang di depan rumah, tetangga sekitar.
"Jadi tracing terus kita laksanakan dan kita akan mengumumkan apakah
betul pasien 13 ini adalah 1 atau kasus pertama untuk transmisi lokal atau kami
berharap semoga ini tidak transmisi lokal," ungkap Bupati Nur Arifin.
Sehingga Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengambil langkah pasien 13 di
isolasi di Asrama BKD, dengan adanya pasien 13 ini maka sekarang ada 8 orang
yang sedang menjalani isolasi di Asrama BKD yang tidak memiliki riwayat sakit.
Selain itu Bupati juga meminta kepada semua orang yang pernah berinteraksi
langsung dengan pasien 13 agar segera melapor kepada petugas puskesmas terdekat
untuk dilakukan tracing atau penelusuran.
Mengingat bahwa masih dimungkinkan ada penambahan kasus dari kluster
pendatang atau pemudik maka Bupati memerintahkan kepada petugas checkpoint
untuk memperketat SOP. Kedepan semua pendatang yang masuk dari daerah beresiko
tinggi akan dilakukan rapid tes, bagi yang hasil rapidnya reaktif akan di
isolasi di Kabupaten sampai dinyatakan benar-benar negatif corona. Diskominfo Trenggalek