Bupati Nur Arifin Tinjau Warga Terdampak Longsor dan Tanah Gerak di Desa Pandean Dongko
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin didampingi jajaranya meninjau warganya yang terdampak bencana longsor dan tanah gerak di Desa Pandean Kecamatan Dongko, Sabtu (22/10/2022).
Akibat longsor yang terjadi, 16 Kepala Keluarga dievakuasi menuju tempat yang lebih aman di gedung sekolah dasar setempat yang sudah tidak beroperasi.
"Hari ini kita meninjau tanah longsor dan tanah gerak di Desa Pandean Kecamatan Dongko. Ada sekitar 16 KK yang mengungsi," tutur Bupati Nur Arifin saat meninjau warganya di Desa Pandean.
Pria yang akrab disapa Mas Ipin ini menambahkan, "sekarang kita fokusnya menyiapkan fasilitas mereka selama mereka mengungsi ini Karena kelihatannya rumah mereka yang lama sudah tidak mungkin lagi ditempati karena sangat berbahaya," imbuhnya.
Kemudian, Jadi kita siapkan di penampungan sementara ini kecukupannya tadi saya tanya butuhnya apa, air bersih, lemari, masak, terus tadi beberapa alat sudah kita bawa, selimut, dan sebagainya.
Akibat area yang tidak bisa dihuni kembali setelah dilanda tanah longsor, Bupati Nur Arifin menyebut akan menyiapkan gedung sekolah tidak terpakai itu agar dapat diperbaiki menjadi tempat relokasi bagi warga terdampak.
"Selanjutnya kita semua pihak mempersiapkan untuk perumahan, kebetulan ada dulu bekas sekolah yang sudah tidak terpakai lagi. Rencananya nanti akan kita modif, kita perbaiki untuk bisa jadi hunian, setelah itu kita siapkan dapur dan juga kamar mandinya," terangnya.
"Sehingga nanti warga akan hidup kembali disini, jadi disini nanti perumahannya mereka rencananya," tegasnya.
Sementara itu Sumarni, Kepala Desa Pandean membenarkan desanya terdampak tanah longsor dan tanah gerak di RT 41 RW16 Dusun Sambi Desa Pandean. Sumarni mengaku bencana tanah gerak didesanya sebenarnya terjadi hampir setiap tahun.
"Disini mulai bencana alam yang sebetulnya menahun, mulai awal bulan Oktober itu sudah gerak kembali. Tapi tanah selalu gerak terus akhirnya rumah yang ada di sekitar situ retak, dan tidak mungkin untuk dihuni," jelasnya.
Lebih lanjut, Sumarni mengatakan jumlah KK terdampak secara keseluruhan ada 16 KK, sedangkan 2 diantaranya tidak mengungsi di sekolah karena menunggu kebersihan di sekitar rumah yang masih bisa ditempati kembali. Diskominfo Trenggalek