Gelar Seminar "Making Trenggalek Wow", Pemkab Trenggalek Datangkan Pakar Marketing, Hermawan Kartajaya
Pakar
pemasaran ternama sekaligus Founder and Chairman Markplus.Inc, Hermawan
Kartajaya kunjungi Kabupaten Trenggalek, Senin (1/10). Kunjungan tokoh marketing terkemuka ini
adalah dalam rangka memberikan motivasi dalam seminar di Pendhapa yang bertajuk
" Making Trenggalek Wow" dalam rangka panduan menghadapi persaingan
global.
Seminar
"Making Trenggalek Wow" sendiri diikuti oleh ratusan peserta dari
berbagai kalangan, ada yang dari ASN, Kepala Desa, pelaku UMKM, pegiat
komunitas, maupun beberapa tokoh kegiatan kepemudaan yang bergerak dibidang
kewirausahaan. Seluruh peserta seminar
yang hadir nampak serius mengikuti materi-materi yang disampaikan secara
gamblang oleh Hermawan Kartajaya.
Branding
atau pencitraan adalah hal yang menjadi topik bahasan utama pada seminar
ini. Dalam perspektif yang lebih luas,
persaingan global tidak hanya berada ti tingkatan negara, namun kabupaten/kota
juga dituntut mempunyai daya tarik khas. Khusus guna menghadapi tantangan
globalisasi, suatu kabupaten/kota melaksanakan strategi branding untuk
menciptakan citra identitas yang kuat dengan tujuan membedakan identitas daerah
tersebut dengan daerah yang lain.
Bupati
Trenggalek Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, mengungkapkan keseluruhan
produk-produk, jasa, atau apapun itu kesemuanya tidak bisa lepas dari branding.
Bupati Emil juga berharap pasca mengikuti seminar semua peserta yang hadir
dapat melihat potensi apa yang dimiliki masing-masing serta memetakan hal apa
saja yang bisa mereka lakukan bagi Trenggalek lewat sebuah branding.
"Saya
berharap bahwa ini bisa menjadi eye opener, membuka cakrawala kita, membuka
perspektif kita mengenai apa sebenarnya dunia di luar sana. Bagaimana sebenarnya produk-produk itu,"
harap Bupati.
"Jadi
ya ini kita mengeksplor tadi Trenggalek ini mau dibawa kemana, terus dari situ
kemudian kita menentukan pencitraan Trenggalek.
Bukan pencitraan kosong tapi citra Trenggalek yang memang sejalan dengan
semua yang telah kita ikhtiyarkan," imbuhnya.
Sementara
itu Hermawan Kertajaya dalam materi yang disampaikan menyebutkan branding
adalah simbol dari kita, tanpa brand kita tidak mempunyai identitas. Tetapi brand itu harus jelas, positioningnya
kemana, dan didukung oleh keunikan apa (diferensiasi). Jika keunikan tersebut belum dimiliki oleh
daerah, maka harus segera kita ciptakan.
Ia juga mengimbuhkan suatu daerah yang membranding pariwisatanya dengan
baik berbanding lurus atau sama dengan tingkat investasi yang datang.
"Saya
lihat Pak Bupati kan sudah menegaskan lagi TTI (Tourism, Trade and Investment)
itu mulailah dari tourism ya, itu pintu terbuka. Sebab tanpa orang datang gimana dia tau dan
sesudah tau dia bisa datang dan akhirnya bisa invest," jelas Hermawan.
Dirinya juga menyebutkan istilah VUCA, yang merupakan akronim dari (Volatility in change, Uncertainty in Competitor, Complexity in customer, Ambiguity in company) adalah permasalahan yang pasti ditemui dalam menentukan sebuah branding bagi sebuah daerah. Solusi yang dikemukakan oleh Hermawan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan terminologi DAMO (Discover New Opportunity New Experience, Adventure the alternative way, Momentum of 2018, Outlook from the pilot perspective). Diskominfo Trenggalek