Hadiri Pelepasan Siswa MI Yapendawa, Bupati Nur Arifin Apresiasi Perkembangan Madrasah di Trenggalek

berita

15 June 2022

8765
Hadiri Pelepasan Siswa MI Yapendawa, Bupati Nur Arifin Apresiasi Perkembangan Madrasah di Trenggalek

Menghadiri pelepasan siswa kelas VI angkatan 51 di Madrasah Ibtidaiyah Yapendawa Bendorejo Pogalan, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengapresiasi perkembangan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Trenggalek, Selasa (14/6/2022).

Bupati muda yang akrab disapa Mas Ipin menyebut, saat ini perkembangan madrasah cukup pesat jika dibandingan sekolah umum lainnya. Di Kabupaten Trenggalek saja, saat ini sudah tercatat ada 270 MI dan bahkan dalam waktu dekat juga akan bertambah sebanyak 5 madrasah.

"Saya hanya ingin memberi tau bahwa perkembangan madrasah sudah luar biasa," ungkap Bupati.

Dimana saat ini banyak sekolah umum yang harus di regrouping, namun keberadaan Madrasah Ibtidaiyah perkembangannya justru semakin meningkat.

"Ini menunjukkan bahwa saat ini kita semua punya pengharapan ya soleh di dunia ya soleh di akhirat, ya sukses di dunia ya sukses di akhirat," tegasnya.

Atas hal ini, Bupati Nur Arifin juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh lembaga pendidikan maupun yang tergabung dalam yayasan yang telah ikut berperan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.

Akan tetapi tidak berhenti disitu saja, Mas Ipin juga mengatakan masih banyak tantangan yang harus dihadapi lembaga pendidikan madrasah.

"Ini juga menjadi PR bahwa jangan kemudian gemuk di madrasah ibtidaiyahnya, tetapi saya harap di Tsanawiyah, dan Aliyahnya nanti jenjang kemadrasahan ini juga tetap menjadi pilihan," jelasnya.

Karena, sambung Bupati, banyak kemudian setelah Tsanawiyah itu kemudian menempuh pendidikan non formal lainnya. Sehingga Bupati Nur Arifin berharap agar dapat tetap menempuh pendidikan formal dengan mengakses pendidikan kesetaraan atau kejar paket.

Mengingat selama ini indeks pembangunan manusia di Trenggalek ini belum mencapai 70 persen atau belum melampaui provinsi karena rata-rata lama sekolahnya yang belum melebihi 12 tahun.

"Jadi rata-rata masih diangka 10-11 koma sekian, artinya banyak yang setelah Tsanawiyah itu kemudian tidak melanjutkan ke jenjang SMA ke jenjang yang lebih tinggi," terangnya.

"Jadi saya harap penggerak madrasah, yayasan saya doakan rejekinya lancar, bisa berkembang, tidak berhenti di madrasah ibtidaiyah, kemudian berkembang Tsanawiyah, Aliyah," lanjutnya.

"Sehingga harapannya mereka keluarga yang kemudian ingin memprioritaskan pendidikan agama ini mungkin juga tercatat didalam indeks pembangunan manusia sebagai oposite indeks untuk menambah lama waktu pendidikan sampai wajib belajar nasional selama 13 tahun," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek