HPN 2019, Momentum Kembangkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital

berita

09 October 2018

1703
HPN 2019, Momentum Kembangkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital

Jakarta, Kominfo - Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2019 mendatang menjadi momentum penguatan peran pers sebagai jembatan sekaligus ujung tombak ekonomi kerakyatan berbasis digital. Hal itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam Acara Launching Hari Pers Nasional 2019 di Auditorium TVRI, Jakarta, Minggu (07/10/2018) malam.

 

Hari Pers Nasional 2019 akan digelar di Surabaya, Jawa Timur. Tema peringatan yang diambil tahun depan  “Pers Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital”. Menurut Rudiantara pemilihan tema itu sejalan dengan program pemerintah dalam menunjang ekonomi. "Fokusnya adalah kepada bagaimana kita senantiasa mengentaskan sektor UKM, sektor kerakyatan tapi memanfaatkan digital karena kita tidak bisa menghalangi yang namanya digital ini," ungkapnya.

 

Pemilihan Jatim sebagai tuan rumah pelaksanaan HPN 2019, menurut Menteri Kominfo sangat tepat. Pasalnya, Jatim adalah salah satu provinsi di Indonesia yang konsisten tumbuh di atas pertumbuhan rata-rata nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan domestik regional bruto Jatim pada kuartal kedua tahun 2018 mencapai 5,57%. Angka itu lebih tinggi 5,27% di atas pertumbuhan nasional Indonesia.

 

“Harapan saya, HPN tahun depan bisa menjadi momentum untuk menunjukkan kepada daerah lain, bagaimana caranya Jatim yang konsisten mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Terlebih Jatim merupakan salah satu sentra UKM terbesar Indonesia,” jelasnya.

 

Menurut Rudiantara, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur memang sangat baik bahkan di atas rata-rata dan paling stabil setiap tahunnya dan memang era digital memudahkan segalanya sekaligus membuka lapangan pekerjaan.

 

“Dengan teknologi digital, langsung ada interaksi dengan pembeli. Atau kita bisa lihat, sebelumnya ojek hanya sedikit dan hanya menunggu di pangkalan, survei terbaru dari Universitas Indonesia, ojek online justru memudahkan siapa saja, termasuk jumlah pengojek dan ini membuka banyak lapangan pekerjaan. Secara penghasilan juga jauh lebih baik,” ungkapnya.

 

Menteri Rudiantara menjelaskan dinamika ekonomi yang ditopang oleh digitalisasi. Ia menyontohkan GoJek yang sekitar 8 tahun lalu hanya didukung 50-an mitra driver sekarang sudah lebih dari sejuta orang mitra. Ilustrasi ekonomi kerakyatan disampaikan melalui platform Go-Food yang memungkinkan pelaku UMKM untuk langsung memasarkan dari dapur kepada konsumennya.

 

"Dulu, awal-awalnya Go-Food ya, UKM itu sebetulnya memasak dari dapur kemudian dikirim ke konsumennya yang tadinyacuma Rp 5.000 sekarang menjadi Rp 125.000. Itu semua berkat digital. Jadi pemerintah meyakini bahwa dengan digital ini, dengan didorongnya ekonomi digital itu akan menungkatkan kesempatan lapangan pekerjaan, khususnya untuk mendorong UKM. Dengan kita masuk ke digital kepada ekonomi kerakyatan, bisa meningkatkan lapangan pekerjaan. Digital itu tidak menghapus lapangan pekerjaan tetapi justru meningkatkan lapangan pekerjaan,” ungkapnya.

 

Menteri Kominfo menunjukkan sharing economy menjadi peluang untuk meningkatkan inklusi keuangan. "Ada 180 juta orang Indonesia minimal memiliki satu ponsel, tetapi tidak lebih dari 100 juta orang yang memiiki ekonomi di Bank.  Di sini mungkin beruntung punya rekening di Bank, tetapi di daerah lain punya ponsel tapi tidak punya rekening di Bank. “Bagaimana mereka bisa mendapatkan akses keuangan? Nah, ini yang menjadi target-target kita bersama, khususnya di Jawa Timur yang populasinya banyak,” paparnya. 

Sumber Link kementerian kominfo Indonesia