HPN 2019, Momentum Kembangkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digital
Jakarta, Kominfo - Peringatan Hari Pers
Nasional (HPN) Tahun 2019 mendatang menjadi momentum penguatan peran pers
sebagai jembatan sekaligus ujung tombak ekonomi kerakyatan berbasis digital.
Hal itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalam Acara
Launching Hari Pers Nasional 2019 di Auditorium TVRI, Jakarta, Minggu
(07/10/2018) malam.
Hari Pers Nasional 2019 akan digelar di
Surabaya, Jawa Timur. Tema peringatan yang diambil tahun depan “Pers
Menguatkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Digitalâ€. Menurut Rudiantara pemilihan
tema itu sejalan dengan program pemerintah dalam menunjang ekonomi.
"Fokusnya adalah kepada bagaimana kita senantiasa mengentaskan sektor UKM,
sektor kerakyatan tapi memanfaatkan digital karena kita tidak bisa menghalangi
yang namanya digital ini," ungkapnya.
Pemilihan Jatim sebagai tuan rumah
pelaksanaan HPN 2019, menurut Menteri Kominfo sangat tepat. Pasalnya, Jatim
adalah salah satu provinsi di Indonesia yang konsisten tumbuh di atas
pertumbuhan rata-rata nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
pertumbuhan domestik regional bruto Jatim pada kuartal kedua tahun 2018
mencapai 5,57%. Angka itu lebih tinggi 5,27% di atas pertumbuhan nasional
Indonesia.
“Harapan saya, HPN tahun depan bisa
menjadi momentum untuk menunjukkan kepada daerah lain, bagaimana caranya Jatim
yang konsisten mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Terlebih Jatim
merupakan salah satu sentra UKM terbesar Indonesia,†jelasnya.
Menurut Rudiantara, pertumbuhan ekonomi di
Jawa Timur memang sangat baik bahkan di atas rata-rata dan paling stabil setiap
tahunnya dan memang era digital memudahkan segalanya sekaligus membuka lapangan
pekerjaan.
“Dengan teknologi digital, langsung ada
interaksi dengan pembeli. Atau kita bisa lihat, sebelumnya ojek hanya sedikit
dan hanya menunggu di pangkalan, survei terbaru dari Universitas Indonesia,
ojek online justru memudahkan siapa saja, termasuk jumlah pengojek dan ini
membuka banyak lapangan pekerjaan. Secara penghasilan juga jauh lebih baik,â€
ungkapnya.
Menteri Rudiantara menjelaskan dinamika
ekonomi yang ditopang oleh digitalisasi. Ia menyontohkan GoJek yang sekitar 8
tahun lalu hanya didukung 50-an mitra driver sekarang sudah lebih dari sejuta
orang mitra. Ilustrasi ekonomi kerakyatan disampaikan melalui platform Go-Food
yang memungkinkan pelaku UMKM untuk langsung memasarkan dari dapur kepada
konsumennya.
"Dulu, awal-awalnya Go-Food ya, UKM
itu sebetulnya memasak dari dapur kemudian dikirim ke konsumennya yang
tadinyacuma Rp 5.000 sekarang menjadi Rp 125.000. Itu semua berkat digital.
Jadi pemerintah meyakini bahwa dengan digital ini, dengan didorongnya ekonomi
digital itu akan menungkatkan kesempatan lapangan pekerjaan, khususnya untuk
mendorong UKM. Dengan kita masuk ke digital kepada ekonomi kerakyatan, bisa
meningkatkan lapangan pekerjaan. Digital itu tidak menghapus lapangan pekerjaan
tetapi justru meningkatkan lapangan pekerjaan,†ungkapnya.
Menteri Kominfo menunjukkan sharing
economy menjadi peluang untuk meningkatkan inklusi keuangan. "Ada 180 juta
orang Indonesia minimal memiliki satu ponsel, tetapi tidak lebih dari 100 juta
orang yang memiiki ekonomi di Bank. Di sini mungkin beruntung punya
rekening di Bank, tetapi di daerah lain punya ponsel tapi tidak punya rekening
di Bank. “Bagaimana mereka bisa mendapatkan akses keuangan? Nah, ini yang
menjadi target-target kita bersama, khususnya di Jawa Timur yang populasinya
banyak,†paparnya.
Sumber Link kementerian kominfo Indonesia