Melalui Boot Camp, Bloomberg Harvard City Leadership Initiative Berikan Pendampingan Inovasi Daerah di Trenggalek
Setelah terpilih sebagai
salah satu kota dalam Bloomberg Harvard City Leadership Initiative tahun 2018
lalu, Senin (3/12/2018) Bloomberg Harvard City Leadership Initiave menggelar
Boot Camp di Trenggalek. Boot Camp ini merupakan salah satu bentuk pendampingan
yang diberikan oleh perusahaan filantropis Bloomberg dan Harvard University
terhadap inovasi yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek.
Dalam sebuah
kelas, peserta Boot Camp mendapatkan materi yang cukup komplek dari perwakilan
Bloomberg Harvard City Leadership Initiave. Tidak hanya beberapa pejabat
Pemerintah Kabupaten Trenggalek yang ditunjuk, Bupati Trenggalek bersama
wakilnya juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Rencananya
kegiatan Boot Camp akan digelar selama dua hari, mulai tanggal 3 hingga 4
Desember 2018 di Hotel Bukit Jaas Permai Trenggalek. Amanda Nooman,
didelegasikan Bloomberg Harvard City Leadership Initiative untuk mendampingi
inovasi yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengenai
Science Technopark Minyak Atsiri di Kecamatan Bendungan.
Bupati
Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, sangat bersyukur mendapatkan
pendampingan dari Amanda Nooman. Amanda Nooman sendiri merupakan delegasi yang
pernah menghantarkan kota New York menjadi pemenang dalam Bloomberg Harvard
City Leadership Initiative. Diharapkan oleh Bupati Emil, dengan pendampingan
tersebut akan membawa kebaikan untuk Kabupaten Trenggalek mendatang.
Dalam
sambutannya pada pembukaan Boot Camp Bloomberg Harvard City Leadership
Initiative 2018, Bupati lulusan Harvard tersebut menjelaskan bahwa perusahaan
besar Bloomberg bekerja sama dengan Harvard University menggelar kegiatan ini
untuk mendorong inovasi kota-kota di dunia untuk bisa berkembang. Trenggalek
menjadi satu-satunya kota di Asia yang terpilih dalam ajang tersebut.
"Trenggalek
akan bersama Bloomberg dan Harvard University hingga akhir Juni tahun 2018.
Tentunya ini merupakan waktu yang berharga bagi Kabupaten Trenggalek bisa
berdampingan dengan Bloomberg dan Harvard University," ungkap Bupati Emil.
Kepada Amanda,
Emil Dardak mengenalkan bahwa Trenggalek bukanlah sebuah kota dengan populasi
penduduk yang tinggi dan banyak urbanisasi, melainkan sebuah kota yang
berdampingan dengan alam.
"Peran
kota menjadi sangat penting, Trenggalek merupakan perpaduan kota dengan desa.
Kita menyepakati pada waktu di Madrid bersama Walikota-Walikota lainnya, peran
kota perantara menjadi penting untuk pembangunan di dunia," terangnya.
"Karena
kita melihat pola pembangunan yang terlalu bertumpu dengan kota-kota metropolis,
menyebabkan masalah-masalah lingkungan hidup, masalah sosial dan juga masalah
daya saing ekonomi di negara-negara lain. Sedangkan Trenggalek sangat cocok
menjadi contoh kota intermediate tersebut. Disepakati, dalam pendampingan ini,
kita akan fokus pada Science Technopark. Kenapa harus memilih ini, dikarenakan
Science Technopark merupakan fasilitas perkotaan," lanjut Bupati Emil
Dardak.
Menurut Bupati
Emil, dipilihnya Science Technopark sebagai sebuah fasilitas untuk membuat
fungsi perkotan bisa berjalan. Karena kota berjalan dari beberapa fungsi, yang
meliputi fungsi pemerintahan, fungsi jasa dan fungsi industri.
Salah satu
fungsi yang ingin didorong bersama dalam sisi Pemerintahan adalah mendorong
ekonomi lokal maupun ekonomi wilayah. "Karena inilah kita saat ini
mengembangkan Science Technopark bersama dengan Institut Minyak Atsiri dari
Universitas Brawijaya," tutur Emil Dardak.
"Harapan
kita, orang tinggal di desa mengembangkan industri atau pertanian primernya,
tetapi mereka terjun ke kota untuk mendapatkan peluang untuk mendapatkan
pengetahuan atau bahkan melakukan kegiatan-kegiatan usahanya, manfaatkan
bahwasanya kota ini punya fungsi dan manfaat. Inilah yang ingin kita raih
dengan mengembangkan saint technopark," imbuhnya.
Science
Technopark bukanlah pengembangan kawasan industri yang menarik
perusahaan-perusahaan masuk untuk menyewa atau bahkan mendirikan perusahaan
dibidang tersebut secara besar-besaran, melainkan lebih mengarah kepada
inkubator atau start
up usaha-usaha baru. (Humas)