Melalui Boot Camp, Bloomberg Harvard City Leadership Initiative Berikan Pendampingan Inovasi Daerah di Trenggalek

berita

05 December 2018

9335
Melalui Boot Camp, Bloomberg Harvard City Leadership Initiative Berikan Pendampingan Inovasi Daerah di Trenggalek

Setelah terpilih sebagai salah satu kota dalam Bloomberg Harvard City Leadership Initiative tahun 2018 lalu, Senin (3/12/2018) Bloomberg Harvard City Leadership Initiave menggelar Boot Camp di Trenggalek. Boot Camp ini merupakan salah satu bentuk pendampingan yang diberikan oleh perusahaan filantropis Bloomberg dan Harvard University terhadap inovasi yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek.

 

Dalam sebuah kelas, peserta Boot Camp mendapatkan materi yang cukup komplek dari perwakilan Bloomberg Harvard City Leadership Initiave. Tidak hanya beberapa pejabat Pemerintah Kabupaten Trenggalek yang ditunjuk, Bupati Trenggalek bersama wakilnya juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini.

 

Rencananya kegiatan Boot Camp akan digelar selama dua hari, mulai tanggal 3 hingga 4 Desember 2018 di Hotel Bukit Jaas Permai Trenggalek. Amanda Nooman, didelegasikan Bloomberg Harvard City Leadership Initiative untuk mendampingi inovasi yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengenai Science Technopark Minyak Atsiri di Kecamatan Bendungan.

 

Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, sangat bersyukur mendapatkan pendampingan dari Amanda Nooman. Amanda Nooman sendiri merupakan delegasi yang pernah menghantarkan kota New York menjadi pemenang dalam Bloomberg Harvard City Leadership Initiative. Diharapkan oleh Bupati Emil, dengan pendampingan tersebut akan membawa kebaikan untuk Kabupaten Trenggalek mendatang.

 

Dalam sambutannya pada pembukaan Boot Camp Bloomberg Harvard City Leadership Initiative 2018, Bupati lulusan Harvard tersebut menjelaskan bahwa perusahaan besar Bloomberg bekerja sama dengan Harvard University menggelar kegiatan ini untuk mendorong inovasi kota-kota di dunia untuk bisa berkembang. Trenggalek menjadi satu-satunya kota di Asia yang terpilih dalam ajang tersebut.

 

"Trenggalek akan bersama Bloomberg dan Harvard University hingga akhir Juni tahun 2018. Tentunya ini merupakan waktu yang berharga bagi Kabupaten Trenggalek bisa berdampingan dengan Bloomberg dan Harvard University," ungkap Bupati Emil.

 

Kepada Amanda, Emil Dardak mengenalkan bahwa Trenggalek bukanlah sebuah kota dengan populasi penduduk yang tinggi dan banyak urbanisasi, melainkan sebuah kota yang berdampingan dengan alam.

 

"Peran kota menjadi sangat penting, Trenggalek merupakan perpaduan kota dengan desa. Kita menyepakati pada waktu di Madrid bersama Walikota-Walikota lainnya, peran kota perantara menjadi penting untuk pembangunan di dunia," terangnya.

 

"Karena kita melihat pola pembangunan yang terlalu bertumpu dengan kota-kota metropolis, menyebabkan masalah-masalah lingkungan hidup, masalah sosial dan juga masalah daya saing ekonomi di negara-negara lain. Sedangkan Trenggalek sangat cocok menjadi contoh kota intermediate tersebut. Disepakati, dalam pendampingan ini, kita akan fokus pada Science Technopark. Kenapa harus memilih ini, dikarenakan Science Technopark merupakan fasilitas perkotaan," lanjut Bupati Emil Dardak.

 

Menurut Bupati Emil, dipilihnya Science Technopark sebagai sebuah fasilitas untuk membuat fungsi perkotan bisa berjalan. Karena kota berjalan dari beberapa fungsi, yang meliputi fungsi pemerintahan, fungsi jasa dan fungsi industri.

 

Salah satu fungsi yang ingin didorong bersama dalam sisi Pemerintahan adalah mendorong ekonomi lokal maupun ekonomi wilayah. "Karena inilah kita saat ini mengembangkan Science Technopark bersama dengan Institut Minyak Atsiri dari Universitas Brawijaya," tutur Emil Dardak.

 

"Harapan kita, orang tinggal di desa mengembangkan industri atau pertanian primernya, tetapi mereka terjun ke kota untuk mendapatkan peluang untuk mendapatkan pengetahuan atau bahkan melakukan kegiatan-kegiatan usahanya, manfaatkan bahwasanya kota ini punya fungsi dan manfaat. Inilah yang ingin kita raih dengan mengembangkan saint technopark," imbuhnya.

 

Science Technopark bukanlah pengembangan kawasan industri yang menarik perusahaan-perusahaan masuk untuk menyewa atau bahkan mendirikan perusahaan dibidang tersebut secara besar-besaran, melainkan lebih mengarah kepada inkubator atau start up usaha-usaha baru. (Humas)

 

Sumber: Humas Setda