Pemkab Trenggalek Jajaki Kerjasama Budaya dan Perekonomian dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
Memiliki keterkaitan historis dengan Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat khususnya dalam bidang kebudayaan, Pemerintah Kabupaten Trenggalek
merasa perlu adanya penjajakan kerjasama dengan Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Untuk itu, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, melakukan
audiensi dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka menjajaki
potensi kerjasama di bidang kebudayaan dan perekonomian, Selasa (23/7/2019).
Bupati Nur Arifin menuturkan bahwa terdapat cerita tentang
sejarah berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dimana Demang Panji Nawangkung
di Panggul memiliki peran dalam membantu Sultan Hamengku Buwono I saat
mendirikan Kasultanan.
Sebagai bukti sejarah, yaitu terdapat makam mertua dan cucu
Sultan Hamengku Buwono I di Kecamatan Panggul. Situs tersebut menjadi bukti
bahwa Trenggalek memiliki keterkaitan sejarah dengan Keraton Ngayogyakarta.
"Otomatis kita ingin menyambung, bukan hanya
infrastruktur yang digembar-gemborkan untuk poros Jogja-Trenggalek,"
ungkap Bupati Nur Arifin.
"Dari sisi konten, kita ingin konten itu tercipta bukan
hanya infrastruktur yang dibangun namun kerjasamanya juga dibangun,"
imbuhnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, menurut Bupati Nur Arifin,
tentu Kabupaten Trenggalek perlu pro-aktif, salah satunya dengan
"menggabungkan" diri dengan Yogyakarta dalam beberapa kegiatan.
Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri sudah terlebih dahulu
terkenal baik dalam hal kebudayaan, potensi wisata, hingga tata kelola
Pemerintahan.
"Kita tahu Jogja SAKIP-nya sudah bagus, indeks presepsi
korupsinya juga bagus jadi ini yang ingin kita dorong," terang Bupati Nur
Arifin.
Dengan adanya keterkaitan budaya tersebut, Bupati Nur Arifin
menginginkan adanya penancapan budaya melalui pembimbingan beberapa prosesi
adat di Trenggalek sesuai dengan adat di Keraton Ngayogyakarta.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Pembangunan Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyalarta, Tri Saktiana, M.Si., menanggapi apa yang
disampaikan Bupati Trenggalek bahwa basis budaya bisa menjadi pintu masuk
kerjasama Daerah.
"Basis sejarah bisa dijadikan pintu masuk kerjasama
antar Daerah di bidang ekonomi dan tata Pemerintahan maupun dibidang
lainnya," tuturnya.
"Intinya kita ingin menyambungkan masa lalu, masa kini
dan masa depan Jogja dan Trenggalek, sehingga untuk poros selatan-selatan
selain ekonomi manufaktur kita bisa mengembangkan ekonomi yang lebih bersifat
kerakyatan," pungkas Tri Saktiana. (Humas)