PERTAHANKAN TRADISI, JAMASAN PUSAKA DIGELAR SEDERHANA DENGAN PATUHI PROTOKOL KESEHATAN

berita

31 August 2020

10729
PERTAHANKAN TRADISI, JAMASAN PUSAKA DIGELAR SEDERHANA DENGAN PATUHI PROTOKOL KESEHATAN

Pertahankan tradisi setiap menjelang Hari Jadi Trenggalek, sejumlah pusaka Kabupaten Trenggalek dijamas atau dibersihkan. Jamasan pusaka merupakan kegiatan rutin menjelang hari jadi Trenggalek.

Dimasa pandemi, prosesi jamasan pusaka peringatan Hari Jadi Trenggalek ke 826 di Paringgitan digelar secara sederhana dan mematuhi protokol kesehatan.

Seluruh peserta jamasan, termasuk Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan jajaran OPD yang hadir menggunakan masker dan menjaga jarak satu sama lain, Minggu (30/8/2020).

"Ini acara yang rutin menjelang Hari Jadi Kabupaten Trenggalek, dalam kondisi yang sederhana dan tidak mengundang banyak orang karena musim pandemi," tutur Bupati Nur Arifin saat dikonfirmasi.

"Ini harus kita laksanakan, karena ini tenger (tanda) kalau Trenggalek itu ada. Sehingga kalau tidak di tengeri Trenggalek tidak ada," imbuhnya.

Sejumlah pusaka yang dibersihkan di antaranya adalah dua buah Tombak Korowelang, Payung Songsong Tunggul Naga, Songsong Tunggul Wibawa, Panji lambang kabupaten, serta Parasamya Purna Karya Nugraha. Satu persatu pusaka tersebut dibersihkan oleh Juru Jamas dr.Sarjono Baskoro dan Ki Hadi Sunaryo.

Pusaka yang telah dibersihkan selanjutnya akan dibawa dari Pendapa Manggala Praja Nugraha dibawa menuju ke Balai Desa Kamulan untuk disemayamkan selama satu malam.

Esok harinya di tanggal 31 Agustus, pusaka tersebut akan dikirab dari Jln RA Kartini menuju Pendhapa Manggala Praja Nugraha oleh Bupati Trenggalek bersama jajaran Forkopimda.

Bupati Nur Arifin juga menjelaskan pelaksanaan kirab pusaka keesokan harinya akan tetap dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Bupati juga menghimbau masyarakat untuk menghadiri kemudian menyimak prosesi kirab di rumah saja melalui siaran langsung oleh Dinas Kominfo.

"Yang berbeda adalah tamu undangan secara terbatas, kemudian semua vendor yang digunakan adalah vendor lokal," terang Bupati.

"Mulai pembatiknya, yang jahit kemudian pengantar pusaka, delmannya semuanya lokal. Jadi mengungkit ekonomi lokal, kemudian pada kesempatan tersebut juga kita manfaatkan untuk membagikan dana stimulus ekonomi kepada para usaha mikro," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek