Pj. Sekda Andriyanto Ajak Seluruh Stakeholder Bersatu Padu Turunkan Prevalensi Stunting di Trenggalek

berita

30 June 2022

658
Pj. Sekda Andriyanto Ajak Seluruh Stakeholder Bersatu Padu Turunkan Prevalensi Stunting di Trenggalek

Membuka sosialisasi indikator penilaian kinerja stunting di Hall Hayam Wuruk, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Trenggalek, Dr. Andriyanto, SH, M.Kes mengajak seluruh stakeholder untuk bersinergi turunkan prevalensi stunting di Kabupaten Trenggalek, Jumat (24/6/2022).

Menurut Dr. Andriyanto, permasalahan stunting tidak berhenti pada Dinas Kesehatan saja. Akan tetapi diperlukan sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak agar penanganan stunting dapat teratasi secara lebih maksimal.

Meskipun, saat ini upaya penurunan stunting di Kabupaten Trenggalek terus menunjukan hasil positif dengan 8 aksi konvergensi

Namun Pj. Sekda Andriyanto berharap sinergi yang telah terbangun selama ini terbangun dari sejumlah OPD dan stakeholder lainnya ini dapat terus berinovasi untuk terus menurunkan angka stunting yang ditargetkan dapat menyentuh dibawah angka 2,5 persen.

 


 

"Saat ini kita mengadakan sosialisasi indikator penilaian kinerja stunting. Kalau didalam pilar penurunan stunting itu sudah pada tahap ke 5 didalam evaluasi dan pengawasan," tuturnya.

Pria yang menjabat Staf Ahli Gubernur Jatim ini menambahkan, "Tapi kita lebih harus jangan terlena dengan kita dengan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Trenggalek. Jadi dari hasil SSGI Tahun 2021 kita memang 18,1 persen, tapi dari hasil bulan penimbangan kemarin pada bulan Februari itu adalah sudah turun pada 9,7 persen," terangnya.

Disaat yang sama Pj. Sekda Trenggalek ini mengaku baru saja mendapatkan berita yang secara resmi dilansir oleh WHO bahwa daerah yang dikatakan bebas stunting itu adalah prevalensinya 2,5 persen.

"Artinya bahwa kita harapkan Kabupaten Trenggalek tidak terlena sehingga prevalensi itu terus turun turun terus sehingga sampai di bawah 2,5 persen sehingga menjadi bebas stunting," ungkapnya.

 


 

Tentunya harapanya adalah, sambung Dosen Pasca Sarjana UNAIR ini, "sekali lagi bahwa di stunting tidak bisa diselesaikan oleh Dinas Kesehatan semata atau insan kesehatan. Karena itu hanya memberikan kontribusi 30 persen," tegasnya.

"Yang kita harapkan adalah insan non kesehatan melakukan intervensi sensitif itu yang berkontribusi 70 persen itu harus bersatu padu.   Dinas Kesehatan tidak bisa berdiri sendiri, semua stakeholder harus berkomitmen untuk menurukan stunting ini," lanjutnya.

"Dan alhamdulilah didalam rapat hari ini dari Kemenagpun hadir, itu juga membuat kita optimis lah bisa sampai dibawah 2,5 persen," tegasnya.

Turut mendampingi Dr.Andriyanto, Kepala DinKesdalduk & KB, dr.Saeroni, MMRS menambahkan penanganan stunting di Kabupaten Trenggalek kini telah melibatkan lintas sektor, baik dari sejumlah OPD, maupun lembaga lain.

 


 

"Seperti tadi yang disampaikan salah satunya adalah kita bekerjasama dengan lintas OPD baik itu dari Kemenag, Perikanan, PMD, Pertanian, Komidag dan seterusnya.  Itu semua mengambil peran masing-masing dalam rangka untuk penurunan stunting," ujar dr.Saeroni.

Contoh misalnya untuk pertanian, ini ada karangan pangan rumah lestari.  Ini adalah untuk menyediakan bahan makanan bagi keluarga yang beresiko stunting di daerah tersebut.

"Kemudian tadi juga ada dari Dinas Perikanan, ini diperlukan untuk promosi bagaimana masyarakat itu untuk makan ikan. Karena ikan sangat penting untuk adanya penurunan stunting, nilai gizinya diperlukan untuk mencukupi supaya tidak terjadi stunting," sambungnya menutup.  Diskominfo Trenggalek