PPN Prigi Diserbu Ribuan Wisatawan Upacara Adat Labuh Laut Larung Sembonyo

berita

30 July 2018

10015
PPN Prigi Diserbu Ribuan Wisatawan Upacara Adat Labuh Laut Larung Sembonyo

Ritual upacara adat labuh laut atau larung sembonyo seolah begitu melekat dihati masyarakat Trenggalek khususnya bagi masyarakat nelayan yang berada Teluk Prigi.  Setiap kali dilaksanakan, upacara adat ini seolah menjadi magnet kuat yang mampu menarik minat  para wisatawan untuk selalu menyaksikannya.  Terbukti, pada Minggu pagi 29 Juli 2018 begitu sembonyo dimulai ribuan masyarakat dan wisatawan langsung membanjiri seluruh area Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi.

 

Antusiasme masyarakat yang ingin menyaksikan bagaimana cara nelayan Prigi mewujudkan rasa syukurnya ini begitu kuat.  Wisatawan baik dari Trenggalek maupun luar Trenggalek dapat ditemui saat upacara adat ini berlangsung, bahkan ada salah satu wisatawan yang dijumpai berasal dari Surabaya sengaja datang ke PPN Prigi untuk menyaksikan tradisi budaya Trenggalek yang sudah berjalan sejak dulu.

 

Bagi masyarakat pesisir Kabupaten Trenggalek, tradisi larung sembonyo bisa dikatakan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pencaharian mereka.  Gunungan tumpeng yang dilarung ke tengah laut merupakan perwujudan rasa syukur para nelayan prigi akan hasil tangkapan yang didapat.  Konon juga terdapat mitos yang diyakini warga setempat jika tradisi ini ditinggalkan maka hasil tangkapan ikan yang didapat akan menurun, bahkan nelayan akan mengalami kesulitan lain untuk mendapatkan tangkapan ikan di laut.  

 

Menurut ketua panitia labuh laut larung sembonyo, Tongky mengatakan bahwa kelestarian budaya sembonyo telah digenggam erat oleh nelayan dan masyarakat Prigi sejak 1985 lalu. Ia menjelaskan warisan budaya ini juga menggambarkan tentang bagaimana sejarah pertama kalinya wilayah Teluk Prigi dibuka, atau yang lebih akrab disebut dengan babat alas Teluk Prigi.

 

"Upacara adat larung sembonyo dilakukan untuk menghormati para leluhur yang telah membuka babat alas wilayah Teluk Prigi," ucapnya.

 

Sementara itu perwakilan Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Camat Watulimo Retno Wahyudianto, S.Sos, M.Si yang ikut memberikan sambutan menuturkan bahwa masyarakat nelayan Prigi dan para wisatawan  bisa memandang larung sembonyo sesuai esensinya.  Yakni pelestarian budaya turun temurun sebagai perwujudan rasa syukur akan mata pencaharian nelayan yang menggantungkan hidupnya di laut.

 

"Yang penting semua bisa berjalan dengan baik, tertib, lancar sesuai dengan hajatnya sebagai rada syukur kita pada sang pencipta atas segala rahmat barokah yang selama ini diberikan kepada kita.  Ini adalah dari nelayan, oleh nelayan, dan untuk nelayan," ucap Camat Watulimo. Diskominfo Trenggalek