Tanam Pohon di Desa Wisata Kali Temon Ngares, Bupati Nur Arifin Ajak Masyarakat Ambil Peran Konpensasi Emisi Gas Karbon

inovasi

11 January 2022

865
Tanam Pohon di Desa Wisata Kali Temon Ngares, Bupati Nur Arifin Ajak Masyarakat Ambil Peran Konpensasi Emisi Gas Karbon

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama jajaran dan masyarakat sekitar melakukan penanaman pohon di lokasi Desa Wisata Kali Temon Ngares, Senin (10/1/2022).

Selain memperingati Hari Penanaman Satu Juta Pohon Sedunia, Bupati Nur Arifin juga menyebut penanaman pohon ini sebagai wujud kompensasi atas emisi gas karbon dari setiap aktifitas masyarakat.

"Hari ini kita memperingati Hari Penanaman Sejuta Pohon Sedunia sekaligus kita mensosialisasikan Surat Edaran Bupati terkait dengan kewajiban mendonasi bambu bagi seluruh masyarakat Trenggalek," ungkap Bupati Trenggalek.

Dijelaskan olehnya, dalam SE Bupati tersebut juga telah diatur apa saja jenis tanaman yang bisa didonasikan, juga lokasi yang bisa ditanami sesusai vegetasi dan kebutuhan lingkungan, termasuk berapa jumlah pohon yang harus ditanam.

Suami Novita Hardini ini mencontohkan, Bupati wajib setahun menanam 50 pohon, Wakil Bupati 40 pohon, kemudian diikuti Sekretaris Daerah, OPD, sampai masyarakat umum setidaknya dihimbau setiap orang menanam satu pohon setiap tahunnya.

Hal Ini dimaksudkan untuk mengatasi beragam permasalahan lingkungan yang disebabkan emisi. Dimana salah satunya adalah masalah perubahan iklim yang bisa ditekan dengan cara mengurangi emisi, polusi, melalui penanaman pohon.

Kemudian penanaman pohon juga disebutkan mampu menjadi cara untuk menghindari dan memitigasi resiko bencana alam yang lebih besar.

"Contoh kalau di daerah lereng kalau tidak ada vegetasinya, tentu sedimennya gampang jatuh, gampang longsor, maka perlu diberi tanaman. Apakah itu bambu, apakah itu yang lain lain," jelasnya.

Sama juga di daerah pesisir yang rawan abrasi, dimana bibir pantainya yang semakin lama semakin menjorok di darat. Tentu nanti bisa mengganggu aktifitas masyarakat setempat atau budidaya masyarakat di sekitar sana, maka perlu di beri green belt.

"Jadi, tentu untuk mengatasi climate change, kedua bencana, selain perubahan iklim ada success lain juga yang akan terjadi, dan ketiga semoga bisa jadi sarana pengungkit ekonomi juga," tuturnya.

"Kalau wilayahnya asri bersih, tentu bisa kita angkat untuk wisata, kemudian hasil pohonnya, bisa digunakan untuk kerajinan.  Itu mungkin contoh contoh yang mungkin nanti bisa kita create," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek