Tips Sehat dan Buhar Saat Puasa Ramadhan Ala Pj. Sekda Trenggalek, Dr. Andriyanto, SH.,M.Kes
Bulan suci Ramadhan 144H segera tiba dalam hitungan hari kedepan, Penjabat (Pj) Sekda Kabupaten Trenggalek, Dr. Andriyanto, SH., M.Kes., bagikan tips agar tetap sehat dan bugar saat menjalani ibadah puasa.
Pria yang juga menjadi Ketua Bidang Hukum dan Humas DPP Persatuan Gizi Indonesia (PERSAGI), ini mengaku perlu untuk berbagi pengetahuan tentang bagaimana menjaga kesehatan saat berpuasa, Selasa (29/3).
Saat ditemui diruang kerjanya, Dr.Andriyanto menjelaskan "Jadi pada saat bulan Ramadhan itu bukan jadi alasan pembenar kita menjadi kontraproduktif atau malas-malasan. Karena sebenarnya ketika kita puasa dalam bulan Ramadhan itu banyak sekali manfaatnya. Terutama menyehatkan, kemudian tubu akan mengeluarkan yang namanya detoksifikasi dan sebagainya," tutur Andriyanto dengan ramah.
Dosen Pasca Sarjana Unair ini mengatakan, karena ketika kita berpuasa itu apa yang kita makan pada saat sahur, akan sampai ke lambung sekitar 3 sampai 4 jam. Kemudian juga sampai usus besar juga membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam. Sehingga proses metabolisme selesai dicerna itu membutuhkan waktu 7 sampai 8 jam.
Kemudian "ketika sudah selesai, misalkan kita sahur jam 4, maka jam 12 kita akan menjadi lapar. Proses lapar itu mengeluarkan asam lambung. Maka kita akan terasa perih dan seperti itulah prosesnya lapar. Keadaan ini memerintahkan otak untuk mencari makan.
Ditambahkan oleh Staf Ahli Gubernur Jatim yang diberi tugas tambahan sebagai Sekda ini, "Akan tetapi karena tidak ada makanan karena berpuasa, maka lapar itu hanya seperempat jam maksimal setengah jam. Karena tidak ada makanan, maka tubuh akan melakukan Glukoneogenesis namanya, perombakan cadangan tubuh untuk menjadi glikogen yang dipakai untuk bergerak, berbicara, berfikir dan sebagainya," imbuhnya.
Pada saat kita melakukan Glukoneogenesis, seandainya kita mempunyai penyakit maag, ketika luka kalau kita kasih obat merah, mesti orang tua kita bilang jangan kena air dulu supaya cepat kering.
Pada saat kita mengeluarkan asam lambung maka itu akan menutup luka. Jadi apa yang kita sebut dengan gastritis akan lebih cepat sembuh daripada diberi asam lambung kemudian kita tidak makan selama 6 jam kemudian.
Kemudian pada saat kita berpuasa, makannya cuman pada saat kita sahur saja dan mungkin tidak ada tambahan lagi sekitar 4 jam. Kemudian kita makan lagi, maka metabolisme kita itu akan menjadi pelan (kerja organ tubuh dalam lebih ringan karena ada jeda istirahat).
Perlahan kemudian optimal dan sebagainya maka tubuh akan jauh lebih sehat. Glukoneogenesis itu mengambil cadangan lemak, sehingga ketika berpuasa maka kemungkinan dapat menurunkan berat badan. Dengan begitu, tubuh akan jauh lebih sehat.
Yang paling penting pada saat berpuasa supaya kita sehat dan bugar, kita harus memahami tentang 3J namanya (jumlah, jadwal, sama jenis). Jadwalnya tetap seperti biasa pagi, siang dan malam. Jadi paginya berbùka, kemudian siangnya setelah Tarawih kemudian malamnya Sahur.
Takjilnya yang paling penting, kalau bisa yang manis. Diutamakan manisnya ini manis buah. Kalau misalkan berbuka saya anjurkan berbuka dengan air dingin. Kenapa dengan air dingin dingin, tentunya bagì yang bisa. Seperti lansia, kalau tidak bisa jangan dipaksakan.
Tapi rata-rata dengan minunan dingin itu menghilangkan dengan cepat rasa haus. Dan itu akan menjadikan kebahagiaan tersendiri ketika kita berbuka puasa. Sehingga dengan begitu minum kita sedikit, kemudian kita Salat Magrib baru kita makan yang seimbang dan berkualitas.
Kemudian setelah Salat Tarawih silahkan makan apa saja tapi kalau bisa lengkap. Seimbang itu ada sumber karbohidratnya, ada proteinnya (baik hewani maupun nabati) dan juga buah buahan.
Misalkan kalau tidak biasa makan gado-gado, bisa makan lumpia. Karena di situ ada lemaknya, sayurnya dan sebagainya, baru sahur. Yang paling penting untuk kita bisa tetap sehat dan bugar saat Puasa Ramadhan itu yang sering dilupakan adalah cairan. Minum kita kalau bisa tercukupi.
"Jadi yang tidak boleh dilupakan kalau kita sepakat, kita jaga kesehatan pada saat Ramadhan," terang Ketua Bidang Hukum dan Humas DPP Persatuan Gizi Indonesia (PERSAGI) itu.
Menjawab pertanyaan, puasa di cuaca yang ekstrem, Andriyanto, yang juga merupakan Staf Ahli Gubernur Jatim itu menambahkan, "yang saya khawatirkan ketika puasa pada saat cuaca yang begitu panas, kita akan berkeringat dan ketika kita berkeringat maka mengeluarkan cairan tubuh yang berlebihan," sambungnya.
Makanya kalau seandainya kita pada saat berbuka hingga sahur, kecukupan cairannya kita kurang maka yang terjadi kita bukan hanya dehidrasi. Dehidrasi tadi adalah oksigen yang kita hirup, itu tidak mampu kita edarkan ke seluruh tubuh. Kemudian tidak mampu diserahkan ke otak, yang terjadi dalam cuaca ekstem itu kita belajar atau bekerjanya tidak bisa berkonsentrasi.
Kemudian seandainya cuaca ekstremnya adalah hujan terus menerus tidak masalah, karena kita tidak mengeluarkan cairan tubuh. Persoalanya kalau cuacanya ekstrem hujan kita akan lebih banyak tidur. Dan yang terjadi adalah obesitas. Namun Insya Allah dengan adanya kita berpuasa, maka minum kita menjadi disiplin, makan kita akan menjadi lebih teratur, kemudian lebih banyak berkualitas.
Terus yang biasanya kita tidak makan buah, karena kita berpuasa kita menjadi berbuka atau sahur dengan buah, terus juga ada lauknya. Tentunya ini akan menjadi lebih sehat.
"Sekali lagi kepada masyarakat di bulan Ramadhan ini, tidak bisa dijadikan alasan kita malas bekerja, kemudian kita menjadi lemas. Yang paling penting kita tetap menjaga ritme. Sebenarnya sama antara puasa dan tidak puasa, cuma mengalihkan jamnya saja," pesannya.
Untuk itu Pj.Sekda Andriyanto mengajak agar masyarakat tetap semangat, "dan yang yang paling penting adalah, makan berkualitas minum yang baik dan minum yang cukup," pungkasnya. Diskominfo Trenggalek