UNIVERSITAS BRAWIJAYA SERAHKAN ALAT SULING ATSIRI KEPADA PEMKAB TRENGGALEK

berita

12 February 2018

9717
UNIVERSITAS BRAWIJAYA SERAHKAN ALAT SULING ATSIRI KEPADA PEMKAB TRENGGALEK

Melirik keberadaan potensi pertanian yang bagus di Kabupaten Trenggalek, Universitas Brawijaya lewat institut atsiri berikan bantuan berupa alat suling atsiri kepada Pemerintah Kabupaten Trenggalek.  Prof. Dr. Ir. Mohamad Bisri, M.S., yang menjabat Rektor universitas ternama asal Kota Malang ini datang langsung ke kawasan agrowisata Dilem Wilis  untuk secara simbolis menyerahkan alat suling atsiri untuk diterima oleh Bupati Trenggalek, Dr.Emil Elestianto Dardak, M.Sc, Jumat (9/2).

Selain menyerahkan alat suling atsiri untuk dikelola Dinas Pertanian dan Pangan, Universitas Brawijaya juga menyerahkan bantuan lainnya berupa 1 juta bibit batang serai wangi dan 200 bibit nilam untuk ditanam di area Taman Teknologi Pertanian (TTP) di kawasan Dilem Wilis. Rencananya akan ada sekitar 200 warga sekitar yang akan dilibatkan dalam program penanaman bibit nilam dan serai wangi ini.

Rektor Universitas Brawijaya mengharapkan program pengolahan tanaman nilam ini dapat berkelanjutan, dan bukan hanya berhenti pada simbolis penyerahan saja.   Mengingat tingginya potensi pengolahan minyak atsiri memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga dapat mendongkrak penghasilan dari petani sekitar dan mendorong kesejahteraan masyarakat sekitar menjadi lebih baik.

"Sebenarnya ini hasil tindak lanjut MOU kita tahun kemarin, biasanya MOU berhenti pada tanda tangan saja, kita nggak mau. Tanda tangan harus ada maknanya karena jika tanda tangan saja tidak punya nilai, harapan saya tadi pemberdayaan masyarakat  semakin ditingkatkan," terangnya.

Sementara itu Bupati Trenggalek juga mengapresiasi atas bantuan alat suling dan bibit serai dari Universitas Brawijaya ini, dirinya menyampaikan bahwa alat suling atsiri ini adalah implementasi dari inovasi pertanian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Kabupaten Trenggalek.

"Kita yakini kedepan Bendungan adalah kecamatan yang paling hi-tech (berteknologi tinggi) dalam hal pertanian.  Ini cita-cita kita, dan kita mengemas ini dengan keindahan alam dari sisi agrowisatanya," ungkapnya.

Untuk diketahui, alat suling atsiri yang di berikan oleh Universitas Brawijaya ini dapat mengolah nilam kering menjadi minyak atsiri dengan hasil produksi 2,5 sampai 3 liter untuk sekali masak yang memakan waktu 8 jam. Dengan harga penjualan minyak atsiri yang saat ini relatif masih tinggi di pasaran, tentunya potensi pertanian nilam yang kini ditanam oleh petani dapat menjanjikan tambahan penghasilan dan kesejahteraan yang semakin membaik bagi masyarakat sekitar Bendungan. Diskominfo Trenggalek