Upacara ASN, Emil Dardak Serahkan Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) dan Adipura tahun 2018
Bupati Trenggalek, Dr. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, serahkan
Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2018 dan Piala Adipura tahun 2018
kepada instansi terkait dalam upacara ASN di Alon-alon Trenggalek, Kamis
(17/1/2019). Dua penghargaan bergengsi ini di terima Emil Dardak beberapa waktu
lalu di Jakarta atas komitmen Pemerintah Kabupaten Trenggalek dalam dalam
pembangunan PPPA utamanya dalam pengarusutamaan gender serta komitmen dalam
menjaga kelestarian lingkungan hidup di Bumi Menaksopal.
Anugerah Parahita
Ekapraya (APE) 2018 yang diraih oleh Kabupaten Trenggalek merupakan APE
kategori utama yang diberikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlidungan Anak, Yohana Yembise di Istana Wakil Presiden di Jakarta, Rabu
(19/12/2018). Penghargaan APE 2018 sendiri merupakan salah satu rangkaian
kegiatan dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-90 Tahun 2018.
Sedangkan
Piala Adipura yang diraih, merupakan Adipura ke-7 dalam kategori Kabupaten
kecil yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI, M. Jusuf Kalla
didampingi langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Noerbaya
di Jakarta. Kedua penghargaan ini diterima langsung oleh Bupati Trenggalek,
Emil Dardak.
Dalam
amanatnya, Emil menegaskan bahwasannya perempuan mempunyai peranan penting
dalam sektor pemerintahan. Kita lihat di pasar maupun tempat tempat lainnya,
wanita sangat berperan dalam perekonomian, sehingga perlunya Pemerintah
melakukan pengarusutamaan gender dalam kebijakan pemerintah. Kita rangkul semua
stake holder, organisasi wanita seperti PKK, GOW, Dharma wanita dan perempuan
juga kita berikan ruang yang lebih dalam pemerintahan.
Bukannya untuk
menggantikan peran pria, namun hal ini lebih kepada memberikan kesempatan
yang sama bagi kaum perempuan. Komitmen inilah yang akhirnya mengantarkan
Trenggalek mendapatkan APE kategori utama. Dari madya Trenggalek bisa langsung
lompat ke kategori utama.
Sedangkan
Adipura yang berhasil kita pertahankan merupakan hasil dari komitmen bersama
dalam hal mengendalikan maupun mengelola sampah. "Mendapatkan Adipura
bukan berarti Trenggalek sudah bebas sampah," terang Emil.
Kepada
jajarannya Bupati Trenggalek ini berharap ketika nanti mendengar Trenggalek
mendapatkan Adipura kembali, itu dikarenakan adanya inovasi baru yang
menjadikan Trenggalek meraih penghargaan ini, sehingga semangat berbenah terus
dilakukan.
Masih ingat
dibenaknya, dimana masyarakat di Desa Jatiprahu menyelenggarakan event gogo
lele di selokan. Karena kegiatan ini, masyarakat berlomba-lomba membersihkan
selokan, sehingga selokan tidak kotor lagi.
Di Durenan ada
kegiatan bersih kali, terus ada juga kegiatan penyadaran aktivitas pemindangan
ikan yang mencemari sungai dan masih banyak lagi inovasi daerah yang dilakukan
untuk menjaga lingkungan.
Peraihan
Adipura juga tidak lepas dari pengelolaan sampah terpadu di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Srabah. Dengan menerapkan sistem "Control Landfiil"
pengelolaan sampah di TPA Srabah sangat efektif menampung sampah dari
masyarakat.
Control
Landfiil membuat TPA Srabah tidak akan pernah penuh sampai kapanpun. Selain itu
pengelolaannya juga meminimalisir berbagai pencemaran seperti pencemaran
udara maupun pencemaran air.
Hal ini
dikarenakan sampah yang masuk dipilah terlebih dahulu antara sampah anorganik
dan organik. Sampah organik akan diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah
anorganik akan diratakan di bak sampah dengan ketebalan 40-60 cm lalu ditutup
dengan tanah dan dipadatkan sehingga bau busuk sampah tidak akan tercium oleh
warga sekitar.
Sedangkan air
yang ditimbulkan oleh sampah ditangkap melalui Bak Lindi, kemudian diolah
melalui sistem IPAL sehingga air tersebut baku mutu. Masyarakat tidak perlu
takut lagi akan pencemaran sampah, bahkan gas sisa fermentasi sampahpun
ditangkap dan dijadikan sebagai bahan bakar yang dialirkan kepada masyarakat
secara gratis.
Selain APE dan
Adipura, Bupati Trenggalek ini juga bersyukur atas kinerja jajarannya. Masih
ingat di benaknya tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Trenggalek mendapatkan surat
dari Kementrian PANRB yang menilai kinerja Aparatur Sipil Negara di Trenggalek
yang dinilai kurang.
Dengan kerja
keras dan semangat perubahan ini, kini Trenggalek menjadi 10 besar di Jawa
Timur dan 20 besar secara Nasional untuk kinerja pemerintahan, tukas
Emil. “(Humas Setda)